3. Kehilangan produktivitas, karena waktu yang dihabiskan untuk mencari informasi yang tidak relevan.
Mengapa Ini Terjadi?
Media sosial dirancang untuk menarik perhatian pengguna dengan algoritma yang memprioritaskan konten emosional dan sensasional. Faktor psikologis seperti rendahnya harga diri dan kebutuhan untuk diterima juga memperparah dampak FoMO dan doomscrolling. Selain itu, tekanan sosial untuk selalu terhubung dan "update" membuat banyak orang sulit melepaskan diri dari media sosial. Penelitian Przybylski et al. (2013) menunjukkan bahwa FoMO berkorelasi erat dengan rendahnya harga diri dan kecemasan.
Solusi untuk Hidup Lebih Seimbang untuk mengatasi dampak negatif FoMO dan doomscrolling, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Atur Waktu Online: Batasi waktu penggunaan media sosial dan gunakan fitur pengingat untuk berhenti.
2. Kurasi Konten Positif: Ikuti akun-akun yang memberikan inspirasi dan hindari konten negatif.
3. Detoks Digital: Luangkan waktu tanpa media sosial untuk fokus pada kehidupan nyata.
4. Latih Kesadaran Diri: Gunakan teknik meditasi atau pernapasan untuk mengurangi kecemasan.
5. Fokus pada Kehidupan Nyata: Habiskan lebih banyak waktu untuk kegiatan sosial offline dan hobi yang membangun.
6. Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital
Fenomena FoMO dan doomscrolling adalah pengingat akan pentingnya keseimbangan dalam menggunakan media sosial. Dengan memahami risiko dan mengambil langkah-langkah preventif, kita dapat memanfaatkan teknologi secara bijak tanpa mengorbankan kesehatan mental. Pada akhirnya, kesadaran dan literasi digital adalah kunci untuk hidup lebih sehat di era digital yang serba cepat ini.
Referensi