paginya aku terbangun,segera ku ambil ponselku untuk melihat pesan darinya,seperti yang ibu ucapkan bahwa jika besok kau terbangun,kau akan menemukan dia untuk memintamu kembali.
ibu bohong!!
itu ucapku dengan mata yang berkaca kaca, nyatanya pagi ini aku tak melihat pesan apapun di ponselku.
pagi ini rasanya aku ingin mati saja,dia benar benar membuat hidupku semakin menyedihkan.
"hari ini kita putus saja"
ucapan itu selalu menghantui kepalaku setiap harinya dan kurasa aku tak sanggup untuk memulai hubungan dan berpacaran dengan siapapun.
sebelum mengenalmu,kemarin ku pikir baik baik saja,tetapi hari ini tidak.
Emosiku berantakkan!
entah aku sedang istirahat atau sedang hancur, sesaat aku lupa,akulah yg kesulitan mengurus diriku.
Sangat kejam sekali bukan kata putus darimu?
kalau tahu akan seberat ini aku takkan memulainya,dan sekarang? aku tak bisa berhenti!!
aku sudah terlalu jauh untuk berhenti,meski kemarin kau bilang padaku walau semua orang membuang kita di dunia ini,kita hanya perlu seseorang yang mempercayai kita bukan? dan kamu bilang kita lah orang yang akan saling percaya,namun pada akhirnya kita saling mengkhianati kepercayaan itu.
ayolah!
dari pada kita mencoba memahami lebih baik kita memperbaiki hubungan ini untuk untuk saling menerima tanpa saling memahami,karena dari kisah kita yang gagal kemarin bukankah lebih baik jika hal itu tidak di bahas?
"sudahlah,aku cukup trauma dengan wanita,
banyak kasus menyeramkan tentang wanita dari pengalaman teman temanku,aku harap kamu jangan ganggu hidup saya lagi dan abadilah dalam ke asingan. Aku sudah tidak peduli!!"
ucapan itu menyambar hatiku,kepedihan semakin menyesakkan dada mendengar kalimat itu,aku berpikir bukannya aku yg harusnya trauma akan pria?Â
mereka sangat pandai berkata tapi enggan menepati,bicara seolah cinta tapi hanya pura pura,merangkai kisah dan kaya akan menikah tapi sia sia karena kini kamu yang meminta aku untuk lupa denganmu.
kehidupan setelah putus ini sungguh seperti membunuh diri secara perlahan,aku benar benar sudah terjebak di sini dan sulit menemukan pintu keluar.
namun,bukannya kau menuntunku kau malah membiarkanku setelah kau yang meninggalkanku di fase ini.
untuk kedua kalinya aku hidup dengan patah hati namung dengan orang yang sama.
i hate you but im verry love you!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H