Evaluasi pendidikan tidak bisa disimpulkan hanya dengan prakiraan ataupun mengawang-awang. Evaluasi harus dilakukan secara objektif, terkait apa yang dinilai dan apa tujuannya haruslah berkesinambungan.
3)Dilakukan secara komprehensif
Mulai dari aspek kognitif, afektif, hingga aspek psikomotorik haruslah mendapatkan penilaian evaluasi secara menyeluruh, sebagaimana dikemukakan oleh Taksonomi Benjamin S. Bloom.
4)Dilakukan secara continue
Tidaklah efektif apabila evaluasi hanya dilakukan sekali-kali atau dalam artian tidak berkelanjutan dan konsisten. Karena hal tersebut dapat membuat pengetahuan pendidik akan keterkembangan peserta didiknya menjadi terbatas. Evaluasi haruslah dilakukan dengan continue dari waktu ke waktu. Hal ini selaras dengan apa yang digaungkan oleh syari'at agama Islam, yang menjunjung nilai Istiqomah, karena hal yang kecil namun konsisten akan lebih bernilai, dibandingkan hal yang besar namun hanya satu atau dua kali dilakukan.
Tujuan evaluasi pendidikan tercermin pada salahsatu sabda Rasulullah yang diriwayatkan Imam an-Nasa'i, bahwa untuk mendapatkan tempat yang lebih tinggi, maka perlu dihadirkannya evaluasi terlebih dahulu, guna memiliki kesesuaian dengan kompetensi yang dimilikinya. Maka pengetahuan dan kemampuan evaluasi dalam ranah pendidikan menjadi hal yang bukan hanya sebagai formalitas semata namun menjadi penentu keberhasilan seorang tenaga pendidik. Evaluasi pendidikan jika dilakukan dengan benar maka akan sangat membantu kemajuan pendidikan ke arah yang lebih baik lagi pada masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H