Moralitas didasarkan pada pengakuan bahwa hukum dan aturan bersifat fleksibel dan dapat diubah untuk kepentingan bersama. Individu menghargai hak asasi manusia dan nilai-nilai demokratis.
Contoh: Seseorang mungkin melawan hukum yang tidak adil karena mereka percaya bahwa keadilan lebih penting daripada ketaatan buta pada aturan.
Tahap 6: Prinsip Etika Universal
Tahap ini melibatkan pemikiran moral yang didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang universal, seperti keadilan, martabat manusia, dan kesetaraan. Orang pada tahap ini bersedia menentang hukum atau norma sosial yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut.
Contoh: Tokoh seperti Mahatma Gandhi atau Martin Luther King Jr., yang berjuang untuk keadilan meskipun melawan aturan yang ada.
Kritik terhadap Teori Kohlberg
Meskipun teori Kohlberg memiliki pengaruh besar, ada beberapa kritik yang ditujukan padanya:
1. Bias Gender: Carol Gilligan, seorang psikolog feminis, mengkritik bahwa teori ini bias terhadap perspektif laki-laki karena lebih menekankan pada keadilan daripada hubungan interpersonal dan perhatian terhadap orang lain.
2. Cultural Bias: Beberapa peneliti berpendapat bahwa teori ini terlalu berpusat pada budaya Barat dan kurang relevan untuk masyarakat dengan norma kolektivis.
3. Kesenjangan antara Pemikiran dan Tindakan: Kritik lain menyatakan bahwa pemikiran moral seseorang tidak selalu mencerminkan tindakan nyata mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Relevansi Teori Kohlberg