Mohon tunggu...
Nadila putri
Nadila putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Psikososial Erick Erickson

28 Oktober 2024   09:05 Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:12 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   A.  Teori psikososial Erick Erickson

   Teori psikososial Erik Erikson adalah salah satu teori perkembangan yang terkenal dalam psikologi. Teori ini memperkenalkan 8 tahapan perkembangan psikososial yang mencakup seluruh rentang kehidupan manusia, dari bayi hingga lansia. Setiap tahap menggambarkan krisis atau konflik psikologis yang harus dihadapi individu untuk mencapai perkembangan kepribadian yang sehat.

     psikososial Erick Erikson  didasarkan pada prinsip epigenetik, yang menyatakan bahwa perkembangan terjadi dalam urutan yang telah ditentukan sebelumnya.

B. Delapan Tahap Perkembangan                         Psikososial Erikson

     Setiap tahap dalam teori Erikson melibatkan krisis tertentu yang perlu diatasi, dan hasil dari krisis tersebut akan membentuk aspek penting dari kepribadian individu. Berikut adalah penjelasan singkat tentang delapan tahap tersebut:

1. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0-1,5 tahun): Bayi akan mengembangkan rasa aman dan percaya jika kebutuhan dasar mereka terpenuhi secara konsisten. Jika tidak, mereka akan merasa curiga atau tidak aman terhadap lingkungan mereka. Bayi akan mengembangkan kepercayaan ketika pengasuh mereka secara konsisten merespon kebutuhan mereka dengan kasih sayang, perawatan, dan kehadiran yang dapat diandalkan

2. Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu (1,5-3 tahun): Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kemandirian. Dukungan orang tua dalam belajar hal-hal sederhana akan membantu anak membangun rasa percaya diri, sementara kritik atau kontrol berlebihan bisa membuat mereka merasa ragu-ragu atau malu.

3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (3-5 tahun): Anak mulai menunjukkan keinginan untuk mencoba hal-hal baru. Jika mereka didorong, anak akan menjadi lebih percaya diri. Sebaliknya, larangan yang berlebihan akan membuat anak merasa bersalah atau ragu.Keberhasilan pada tahap ini bergantung pada keseimbangan yang sehat antara inisiatif dan rasa bersalah. Inisiatif menghasilkan rasa memiliki tujuan dan dapat membantu mengembangkan keterampilan kepemimpinan; kegagalan menghasilkan rasa bersalah. Pada dasarnya, anak-anak yang tidak mengembangkan inisiatif pada tahap ini mungkin menjadi takut mencoba hal-hal baru. Ketika mereka melakukan upaya langsung terhadap sesuatu, mereka mungkin merasa bahwa mereka melakukan sesuatu yang salah.

4. Industri vs Inferioritas (5-12 tahun): Pada usia sekolah, anak belajar keterampilan baru dan bekerja sama dengan orang lain. Penghargaan terhadap usaha mereka membangun rasa percaya diri, sementara kegagalan atau kritik membuat anak merasa rendah diri.

5. Identitas vs Kekacauan Identitas (12-18 tahun): Remaja mengalami pencarian jati diri. Mereka bereksperimen dengan berbagai peran dan nilai untuk menemukan siapa diri mereka. Jika gagal, mereka bisa mengalami kebingungan identitas.

6. Keintiman vs Isolasi (18-40 tahun): Pada masa dewasa awal, individu berusaha membangun hubungan dekat dan intim dengan orang lain. Mereka yang gagal pada tahap ini mungkin merasa terisolasi atau kesulitan dalam hubungan sosial.Tahap ini menandai tahap keenam dari teori perkembangannya dan berlangsung dari usia sekitar 19 hingga 40 tahun. Tahap ini mengikuti identitas vs. kebingungan peran, tahap kelima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun