1.Pandangan Lev Vygotsky tentang Interaksi Sosial dan Perkembangan Kognitif
   Lev Vygotsky, seorang psikolog asal Rusia, sangat menekankan pentingnya lingkungan sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif anak. Menurut Vygotsky, anak-anak tidak belajar secara mandiri, melainkan melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya.Â
Ia berpendapat bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam konteks sosial dan budaya, di mana anak-anak berperan aktif dalam proses belajar melalui kolaborasi dan dukungan dari lingkungan mereka.
Salah satu konsep utama dari teori Vygotsky adalah Zona Perkembangan Proksimal (ZPD). ZPD adalah jarak antara apa yang dapat dilakukan anak secara mandiri dan apa yang dapat dicapai dengan bantuan orang yang lebih berpengetahuan.Â
Vygotsky percaya bahwa anak-anak belajar paling efektif ketika mereka berada dalam ZPD, di mana mereka menerima dukungan atau scaffolding dari orang dewasa atau teman sebaya untuk mengatasi tantangan yang belum bisa mereka selesaikan sendiri. Dalam hal ini, interaksi sosial sangat penting karena memungkinkan anak-anak untuk belajar dari orang lain yang lebih mahir dan berpengalaman.
Selain itu, Vygotsky menekankan peran bahasa sebagai alat utama dalam interaksi sosial dan perkembangan kognitif. Ia berpendapat bahwa bahasa tidak hanya merupakan alat komunikasi, tetapi juga alat berpikir yang membantu anak-anak mengorganisasikan dan mengembangkan pemikiran mereka.Â
Melalui dialog dan percakapan dengan orang lain, anak-anak belajar untuk memecahkan masalah, mengeksplorasi ide, dan mengembangkan pemikiran yang lebih kompleks. Bahasa ini kemudian diinternalisasi dan digunakan oleh anak-anak untuk berpikir secara mandiri, yang berarti bahwa interaksi sosial tidak hanya membentuk perkembangan kognitif anak-anak, tetapi juga cara mereka memproses dan mengorganisasi informasi.
2.Pandangan Jean Piaget tentang Perkembangan Kognitif dan Interaksi Sosial
   Jean Piaget, psikolog Swiss, memiliki pendekatan yang berbeda dalam memahami perkembangan kognitif. Piaget lebih menekankan peran eksplorasi individu dalam pembelajaran dan melihat anak sebagai "ilmuwan kecil" yang aktif membangun pemahaman mereka tentang dunia melalui interaksi langsung dengan lingkungan fisik mereka.Â
Menurut Piaget, anak-anak secara alami termotivasi untuk belajar dan memahami dunia, dan perkembangan kognitif mereka berlangsung melalui serangkaian tahapan yang bersifat universal, yaitu tahapan sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Piaget tidak mengabaikan peran interaksi sosial, tetapi ia melihatnya sebagai faktor sekunder dalam perkembangan kognitif. Baginya, perkembangan intelektual terutama ditentukan oleh pengalaman individu dengan lingkungannya, sementara interaksi sosial memainkan peran pendukung.Â