Mohon tunggu...
Ratna Putri
Ratna Putri Mohon Tunggu... Relawan - Ratna Putri Nadika

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Permissive Parenting" Apakah Kurang Tepat bagi Anak?

21 November 2019   00:00 Diperbarui: 21 November 2019   00:04 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Orangtua dengan pola asuh permisif ini lebih merangkul anak dan memposisikan orangtua sebagai teman bagi anak. Memang setiap orangtua mencintai, menyayangi, dan menaruh perhatian untuk anak, tapi di pola asuh ini rasa cinta kasih tersebut ada tapi bentuknya berbeda. Tentu di dalam permissive parenting ini memiliki hal-hal negative, salah satunya adalah kurangnya bentuk disiplin dan rasa tanggung jawab. Pola pikir setiap individu, setiap orangtua, setiap keluarga itu berbeda, tentunya dalam penerapan sebuah pola asuh itu mereka (orangtua) tidak seenekanya sendiri dalam menerapkan. Tentunya ada sebuah komunikasi adanya kompromi antara ayah dan ibu tentang pola asuh tersebut. Banyaknya jenis-jenis pola asuh yang ada dan juga ada juga yang Pro dan juga Kontra dengan berbagai macam pola asuh yang ada.

Didalam permissive parenting ini juga terdapat pro dan Kontra dalam menerapkannya. Yang pro nya adalah anak-anak yang orangtuanya menerakan pola asuh ini cenderung memiliki karakter sosial yang baik dan juga orangtua yang menerapkan pola asuh ini lebih mengedepankan interaksi dengan anak-anak nya. Yang selanjutnya adalah orangtua juga memaksimalkan kebahagiaan anak. kenapa orangtua lebih mengutamakan interaksi ? karena orangtua tidak ingin adanya ke renggangan dalam hubungan antara orangtu dan anak. dalam pola asuh ini juga konflik jarang terjadi dianatar mereka. Karena orangtua disini membebaskan keinginan anak. dan juga orangtua menginginkan anak untuk berinovasi dengan tanpa takut salah.

 Selain Pro, Pola asuh ini pun juga memiliki kontra. Diantaranya adalah orangtua kurang memiliki aturan untuk anak untuk mendisiplinkan anak, kalaupun orangtua memiliki aturan-aturan tersebut namun tidak adanya konsistensi dalam penerapannya. Selanjutnya. Orangtua disini lebih menyodorkan amakanan, hadiah, atau hal-hal yang anak sukai demi anaknya nurut dengannya. Dalam pola asuh ini orangtua membebaskan anak anak, namun disini orangtua menganggap anak kurang cukup dewasa untuk melaksanakan tanggung jawab. Yang terakhir adalah dalam permissive parenting ini orangtua tidak pernah memberikan punishment (hukuman) bagi anak.

Dalam pola asuh ini juga memiliki dampak yang akan anak rasakan saat ia dewasa. memang dalam pola asuh ini anak diberikan kebebasan oleh orangtua, namun anak juga kehilangan masa-masa kritisnya dalam mengembangkan rasa tanggung jawab. Dengan akibat negative diantaranya :

  • Kurangnya Etiket : Artinya anak kurang memiliki sikap sopan dan santun dan tanggung jawab ketika berada dirumah maupun di masyarakat. 
  • Perilaku yang tidak diatur : Perilaku yang tidak diatur maksudnya adalah tidak ada batasan-batasan dalam perilakunya, misalnya adalah tidur malam tanpa jam tidur, keluar malam tanpa adanya jam malam dan lain sebagainya. 
  • Membuat keputusan buruk : tanpa adanya komunikasi kepada orangtua dalam emngambil keputusan 
  • Masalah sikap : dalam pola asuh ini anak cenderung memiliki sifat menuntut dan agresif. 
  • Kesehatan mental yang buruk : anak yang mengalami pengasuhan ini cenderung tidak siap dalam menjalani masa depan, dan pada akhirnyaia akan depresi, cemas, dan juga strees. 

Mengapa pola asuh ini kurang di rekomendasikan ?

Karena kurang adanya aturan aturan yang duberikan orangtua yang berimbas tidak adanya rasa tanggung jawab dari anak sehingga ia kurang bisa menyadari kesalahanya dan itu juga merugikan bagi dirinya sendiri.

Selain itu, pola asuh ini anak lebih bergantung pada orangtua sehingga anak kurang bisa mandiri. Ketika ia dewasa anak akan menjadi kebingungan dalam hal tanggung jawab dan pengendalian dirinya sendiri.

Namun semua itu sebenarnya kembali kepada orangtua dan keluarga masing-masing. Akan menggunakan pola asuh yang seperti apa itu merupakan kebebasan dari mereka para orangtua. Yang pada intinya orangtua jelas ingin membesarkan anaknya dengan baik dan unggul dalam bermasyarakat maupun dunia penidikan.

Terimakasih dan semoga bermanfaat :) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun