Mohon tunggu...
Nadifa Salsabila
Nadifa Salsabila Mohon Tunggu... -

No Failure, Only Success Delayed | Bookaholic | Penulis Freelance

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Istimewanya Sahabat yang Membantu dalam Taat

29 April 2014   21:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:03 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sahabat-sahabat sejati merupakan perlindungan yang pasti.”
-Aristoteles

Dalam kehidupan, tak jarang terjadi persaingan. Di lingkungan pekerjaan, sekolah, bahkan keluarga. Padahal sesungguhnya mengembangkan persahabatan dalam kehidupan adalah kerangka menuju kesuksesan.

Presiden Abraham Lincoln pernah mengatakan, “Jika anda ingin membuat seseorang bersedia membantu Anda, ia harus diyakinkan bahwa Anda adalah sahabat yang tulus.”
Hubungan yang baik membuat Anda mampu mempengaruhi seseorang. Persahabatan merupakan hubungan positif yang perlu Anda kembangkan dalam kehidupan. Kesuksesan jangka panjang tidak dapat dicapai tanpa adanya keterampilan menjalin hubungan baik dengan banyak orang. Tanpa hubungan baik, sebagian besar pencapaian jadi mustahil dan apa yang kita capai menjadi terasa hampa.

Cara menjalin persahabatan sebenarnya mudah. Carilah nilai-nilai kebaikan pada diri seseorang. Saat datang masalah, sahabat menjadi pelindung. Jika Anda menghadapi hari yang buruk, tentu sahabat yang membuat Anda merasa lebih baik. Ketika Anda jatuh, sahabat juga yang membantu Anda bangkit kembali. Seperti yang dikatakan penasihat rohani Ratu Victoria, Charles Kingsley:
“Hal yang paling membahagiakan bagi setiap laki-laki atau perempuan adalah memiliki seorang sahabat. Seorang pribadi yang dapat kita percayai sepenuhnya, yang mengetahui apa yang terbaik dan terburuk bagi kita dan tetap mengasihi kita walaupun kita punya banyak kesalahan.”

Inilah pentingnya mencari teman. Tapi bukan sekedar teman. Teman yang mampu membantu kita dalam ketaatan. Sahabat yang dapat membawa kita kepada kebaikan.
Imam Hasan al-Bashri berkata, “Perbanyaklah teman orang-orang yang beriman, karena kelak mereka akan memberikan syafaat pada hari kiamat.”

Sahabat yang baik tidak hanya untuk berbagi, mereka juga bisa memberi syafaat kepada kita di akhirat kelak. Imam Muslim meriwayatkan dalam haditsnya bahwa Rasulullah bersabda,
“Hingga setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan keselamatan untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari Kiamat. Mereka memohon, Wahai Rabb kami, mereka itu (sebagian yang tinggal di neraka) pernah berpuasa, shalat, dan juga haji bersama kami.”
Lalu dikatakan, ‘Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.’ Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka. Kemudian para mukminin ini pun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka. Kemudian orang mukmin itu berkata,

رَبَّنَالَمْ نَذَرْفِيهَاأَحَدًامَّمِنْ أَمَرْتَنَا

“Wahai Rabb kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka sudah tidak tersisa.” (HR.Muslim)

Bukan sekedar mencari tetapi juga berusaha bagaimana untuk tetap menjaga hubungan baik dengan sahabat kita. Sangat disayangkan, jika persahabatan retak karena urusan sepele. Kalau anak muda kebanyakan karena cinta. Teman kita suka dengan orang yang kita suka. Haha. Iya atau iya? :D
Imam Syafi’i memberikan nasihat kepada kita, “Apabila Anda memiliki sahabat yang membantumu dalam taat, maka eratkanlah pegangan tanganmu terhadapnya. Betapa sulitnya mencari teman dalam taat dan alangkah mudahnya ia terlepas.”

Banyak faktor retaknya telur ini, eh persahabatan ini. Mungkin karena perbedaan karakter, miskomunikasi atau karena kita terlalu rajin mengakumulasi kesalahan sahabat, sehingga yang tampak hanya keburukan. Terkadang rusaknya persahabatan karena adanya berita miring yang datang dari oranglain dan kita menerimanya dengan mentah-mentah. Terkadang pula karena seseoran tergesa-gesa dalam menyimpulkan apa yang diucapkan temannya, padahal bisa jadi kita hanya salah tangkap, hanya kesalahpahaman.
Imam Syafi’i  pernah menasihati Yunus bin Abdil A’la tentang bergaul dengan sahabat dalam kebaikan, “Wahai Yunus, jika kamu mendengar sesuatu yang tak kau suka dari sahabatmu, maka jangan tergesa-gesa kamu segera memusuhinya dan memutus persahabatanmu. Jika itu yang kamu lakukan, berarti kamu termasuk orang yang menghancurkan sesuatu yang meyakinkan dengan sesuatu yang masih meragukan.”
Untuk itu temuilah dia, mintalah penjelasan atas kabar yang kita terima. Jika ia memberikan alasan yang dapat diterima, maka terimalah. Namun jika tak bisa kau terima, anggap ini adalah hanya sebuah kesalahan. Maafkan dia. Sahabat juga manusia yang tak pernah luput dari kesalahan.

Kalau ternyata nafsumu mendorongmu untuk membalas dia, maka ingat kembali kebaikan-kebaikan yang pernah ia lakukan untukmu. Dan jangan sekali-kali kita mengurangi kebaikan-kebaikan sahabat kita hanya karena kesalahan yang mereka perbuat.

Jika kau memiliki sahabat dekat maka peganglah erat-erat. Karena mencari sahabat amatlah susah. Sedang memutuskan persahabatan amatlah mudah.
Wallahul muwaffiq.

(Untuk sahabat saya yang akan ikut seleksi ke Mesir, semoga dimudahkan oleh-Nya. Semoga bisa nyusul, hehe. Aamiin.. J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun