Mohon tunggu...
Naurah Nadivah
Naurah Nadivah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah mahasiswa yang suka menulis dan membaca

Saya adalah seorang yang menyukai hal baru dan saya hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Sekarang Kebanyakan Mau Diperbudak Dosen

29 Maret 2024   23:45 Diperbarui: 29 Maret 2024   23:46 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mahasiswa sekarang kebanyakan mau diperbudak dosen

Tulisan ini berangkat dari kegelisahan saya pribadi dan beberapa mahasiswa yang punya keresahan terhadap kebijaksanaan dosen dan kampus.

Wahai mahasiswa, wahai budak dosen
Bangunlah kalian dari kegelapan yang menghantui pikiran dan mata kalian. Jangan selalu berpegang teguh dengan apa yang kalian dengar, tapi buka lah mata kalian untuk melihat realita yang sebenarnya. Jangan jadi manusia yang selalu disetir oleh orang lain hanya ilmunya lebih banyak dari pada kita.

Kalian punya mindset untuk berpikir, kalian punya mata untuk melihat, kalian punya argumentasi untuk merubah. Jangan jadi mahasiswa pecundang yang hanya menganggukkan kepala dan ngoceh dibelakang terhadap perintah dan keputusan dari kampus dan dosen.

Difase semester 6 kalian akan mulai mengeyam Perkuliahan Microteaching yang didalamnya itu kita akan belajar mengajar, simulasi jadi seorang guru. Sebelum pelaksanaan Microteaching tersebut. Pertama, kita akan mendapatkan pembekalan 1 kali. Tapi ada salah satu kampus yg berinisial "S"itu melakukan pembekalan 2 kali. Mengapa terjadi dua kali?

1. Saat pembekalan pertama pada hari ( jumat/ 22 Maret 2024). Jam 07.30 WIB s.d Selasai. Pembekalan berjalan dengan lancar mulai dari pembukaan, dan tidak terduga terjadi aliansi dari beberapa mahasiswa yg menuntut tentang penurunan pendaftaran Microteaching, bahkan mereka sampai memasang benner yg bertuliskan "Aliansi mahasiswa Angkatan 2024 Turunkan harga pendaftaran Microteaching" Pada saat penutupan. Suasana  pada saat itu yang mulanya tenang dan aman berubah menjadi ricuh karena semua peserta pembekalan Microteaching ikut menyuarakan suara mahasiswa yang sedang aliansi. Singkat cerita panitia pembekalan mulai turun tangan untuk mengkondisikan kembali semua peserta pembekalan Microteaching dan melanjutkan ke sesi acara selanjutnya.

2.  Pasca 3 hari pembekalan itu banyak hal yang menjadi buah bibir mahasiswa dikampus tersebut. Salah satunya yang mereka perbincangankan yaitu tentang masalah materi yang didapatkan pada saat pembekalan 3 hari yang lalu. Banyak mahasiswa mengatakan seharusnya kita pada saat pembekalan itu mendapatkan materi tentang mekanisme Microteaching, kita dibentuk perkelompok, Dpl juga sudah ditentukan dan memberi arahan dari
segala hal yang harus dipersiapkan. Tapi semua itu tidak kita dapatkan. Bahkan, konon katanya bakalan ada pembekalan kedua entah pada hari dan tanggal berapa. Para Mahasiswa itu kembali bertanya - tanya dan mengatakan kampus kita makin tidak jelas. Bahkan ada yang mengatakan "Kampus kita emang agak laen".
 
Kampus berinisial S itu hampir 60 % mahasiswanya dari Kepulauan. Oleh sebab itu, perkuliahan Microteaching dilakukan secara daring karena sesuai kebijakan edaran hari libur idul-fitri. Dan kebanyakan mahasiswa yang sudah pada balik kampung. Walaupun belum sampai pada tanggal libur kampus mereka tetap pulang untuk mengejar jadwal kapal dan bisa liburan kekampung halaman masing-masing.

Lantas bagaimanakah tentang perkuliahan Microteaching yang harus tetap dilaksanakan itu, walaupun sudah banyak mahasiswa yang pulang? Kampus itu tetap memberi intruksi agar perkuliahan Microteaching tetap harus dilaksanakan dengan cara daring karena waktu perkuliahan Microteaching lebih cepat dari perkuliahan reguler.

Ditengah - tengah itu ada 1 kelompok mahasiswa Microteaching yang hampir mayoritas anggota kelompok nya mahasiswa kepulauan mereka merasa diberatkan oleh DPL nya. Mereka meminta perkuliahan Microteaching dilanjut setelah lebaran saja. Akan tetapi, dosen tersebut ngotot untuk tetap melaksanakan perkuliahan tersebut.

Alasan kelompok itu meminta keringanan dikarenakan dipulau sinyal dan sarana tidak memadai. Maka dari itu, mereka tetap kekeh dan tetap dalam memperkuat keputusan mereka. Tapi ada yang sebagian hanya manut - manut saja dengan perintah dosen tersebut. Mereka takut membantah perintah dosen dikarenakan tidak akrab pada dosen itu dan takut tidak mendapatkan nilai dari dosen tersebut.

Hahahaha lucu ya mahasiswa sekarang!
Ingat lah wahai para Mahasiswa
"Dosen bukanlah segala sumber kebenaran"
Jadi jangan anggap dosen itu kamus kalian,
Ataupun sumber segala ilmu.
Karena dosen itu bukanlah guru
Dosen ya dosen, Guru ya guru.
Dosen hanya seorang fasilitator yang akan mengarahkan mahasiswanya.
Sedangkan guru, adalah manusia yang akan mengajarimu ilmu serta menjadi orang tua kedua setelah orang tuamu.

Ayolah mahasiswa beranjak dari kebisuan dan omongan kosong yang tanpa tindakan itu. Kalian sudah dewasa, kalian sudah tahu mana yang terbaik buat masa depan kalian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun