Mohon tunggu...
Nadifa Adilah Mujahidah
Nadifa Adilah Mujahidah Mohon Tunggu... Lainnya - dhifs

If the plan doesn,t work,change the plan but never the goal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

What Is Self Diagnosis?

29 September 2021   00:39 Diperbarui: 29 September 2021   00:49 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dijaman yang modern teknologi,semua hal bisa kita dapatkan dengan mudah.mulai dari kecantikan,How to make it,resep makanan dan kesehatan sekali punterbukti dengan banyaknya bertebaran akses-akses internet yang bisa memudahkan masyarakat memeriksa diri sendiri tanpa adanya pengarahan dari para ahli.

Self --diagnosis adalah Mendiagnosis diri sendiri bahwa mengidap penyakit atau gangguan dengan pengetahuan yang minim. Dan hanya bermodal infomasi yang didapatkan dari internet atau tanpa diagnosis yang berpengalaman.

Manusia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pasien yang mengalami sejumlah keluhan  dapat langsung menanyakan keluhannya atau membaca informasi yang berkaitan dengan keluhannya di internet (Ryan & Wilson, 2008). 

Terlihat bahwa pasien bisa mendiagnosis dirinya sendiri setelah melihat informasi tersebut (Tang & Ng, 2006).

Sebenarnya jawaban tersebut tergantung dari presepsi pribadi masing-masing dan menyerap baik-baik hasil dari pencarian tersebut.jangan menerima mentah-mentah tanpa sepengatahuan dan arahan para ahli --psikologi,dokter ataupun psikiater.

Mengutip dari www.whiteswanfoundation.org bahwa, "Self-diagnosing is the process of diagnosing your illness, whether physical or mental, on the basis of past experiences or information available on popular media, such as internet or books". 

Budaya di masyarakat adalah sangat mudah mengkategorisasikan kondisi, contohnya depresi. Masyarakat langsung mencari tau tentang gejala orang mengalami depresi dan langsung men self diagnosis dirinya apabila gejala tersebut terdapat pada yang dia alami.

Perihal mental healthy adalah sangat besar. Dengan apa yang kita balami depresi sehari,tak memiliki kemungkinan kalau kita mengalami depresi secara mental

Banyak hal yang akan timbul di akibatkan dari self-diagnosis.mendiagnosa diri sendiri bisa mengakibatkan seseorang tidak bisa mendapatkan penanganan yang sesuai dengan prosedurnya. 

Dan penanganan yang seharusnya serius sudah terabaikan dikarenakan terlalu focus kepada hal yang belum tentu itu terjadi.dan juga terlalu melebih-lebihkan hal itu.

Self diagnosis juga bisa mengakibatkan masalah mendiagnosa penyakit dimana penyakit medis di diagnosa menjadi penyakit mental ataupun sebaliknya.perubahan tingkah laku bukan hanya di rasakan oleh penderita penyakit mental ada, juga penyakit medis yang merasakan perubahan mental seperti tumor otak. Maka perlunya cross-check terlebih dahulu.

Perubahan mood yang sangat tidak teratur adalah ciri-ciri penyakit mental.namun sebagian orang menyalah artikan ciri-ciri tersebut. Sering kali orang-orang menyebut dengan bipolar apabila merasakan perubahan mood yang cukup drastic tanpa mengecek dahulu kepada ahlinya.perubahan mood juga sering disebut dengan bipolar disorder.

Kepanikan atau strees serta kekhawatiran adalah salah satu akibat self-diagnosis yang dimana seseorang khawatir atau strees terhadap apa yang ia ketahui tentang mentalnya diakibatkan mendiagnosa.

Maka,bijak-bijak menggunakan teknologi pada masa sekarang.tak ada yang salah dalam self-diagnosis asalkan kita ingin mengetahui lebih dalam apa yang sudah kita dapatkan dengan mengunjungi dokter. 

Psikiater ataupun psikologi yang lebih paham betul bagaimana dengan mental illness dan bagaimana cara memulihkan mental illnes yang baik dan bener, tanpa rasa takut dan rasa enggan. 

Dan ingat setiap permasalahan mental masing-masing memilki cara untuk menanggulanginya dengan terapi ataupun obat-obat tertentu.

Daftar Pustaka:

Widianati, Nisita. (2019). Hati-hati, Melakukan self-diagnose terhadap kesehatan mental itu tidak baik, Loh!. Diakses pada 19 April 2019, dari journal.sociolla.com

Putri,Nadya Rahma Andjani.(2019)Mental illness:Boleh ga sih kita self diagnose?. DIakses 26th desember 2019, dari psikologi.unisba.ac.id

Tang, H., & Ng, J. H. K. (2006). Googling for a diagnosis - Use of Google as a diagnostic aid:

Internet based study. British Medical Journal, 333(7579), 1143--1145. doi.org

Ryan, A., & Wilson, S. (2008). Internet healthcare: do self-diagnosis sites do more harm than good?

Expert Opinion on Drug Safety, 7(3), 227--229. doi.org

Nama: Nadifa Adilah Mujahidah

NIM: 20211023031321

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun