Rapid prototyping memiliki peran yang sangat penting dalam ilmu teknik industri. Dalam pengembangan produk, teknologi rapid prototyping memungkinkan tim pengembang produk untuk mempercepat waktu penyelesaian dan pengujian produk, memungkinkan perbaikan dan iterasi desain yang lebih cepat, serta meminimalkan biaya produksi dan pengujian.
Dalam industri manufaktur, teknologi rapid prototyping juga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi waktu lead time, serta menghasilkan produk yang lebih akurat dan berkualitas tinggi. Selain itu, rapid prototyping juga memungkinkan pembuatan produk dengan geometri yang kompleks dan struktur internal yang rumit, yang sulit atau bahkan tidak mungkin dibuat dengan metode konvensional.
Selain itu, dalam ilmu teknik industri, rapid prototyping juga dapat digunakan sebagai alat untuk pembelajaran dan pengajaran, baik dalam konteks pendidikan formal maupun non-formal. Dengan menggunakan teknologi rapid prototyping, mahasiswa dan pelajar dapat membuat model fisik dari desain mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan dan memahami konsep desain dengan lebih baik. Selain itu, rapid prototyping juga dapat digunakan untuk keperluan penelitian dan pengembangan, seperti dalam bidang bahan dan material, desain produk, dan teknik manufaktur.
Pengembangan prototipe di Indonesia sudah mulai berkembang dan ada beberapa perusahaan yang telah menggunakan teknologi ini untuk mempercepat proses perancangan dan produksi produk. Beberapa universitas dan institusi penelitian juga telah melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang rapid prototyping.
Beberapa perusahaan di Indonesia yang telah menggunakan teknologi rapid prototyping antara lain adalah PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk pembuatan pesawat terbang, PT Pertamina (Persero) untuk pembuatan suku cadang mesin, dan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing untuk pembuatan komponen motor.
Selain itu, beberapa universitas di Indonesia juga telah melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang rapid prototyping, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mereka memiliki laboratorium dan fasilitas untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi ini.
Meskipun pengembangan prototipe di Indonesia masih terbilang belum sebesar negara-negara maju, namun dengan semakin banyaknya perusahaan dan institusi pendidikan yang menggunakan teknologi ini, diharapkan penggunaan teknologi rapid prototyping dapat semakin berkembang dan mempercepat proses perancangan dan produksi produk di Indonesia.
Kebutuhan akan prototipe dapat bervariasi tergantung pada jenis produk atau rupa-rupa yang akan dikembangkan. Secara umum, prototipe dapat dibutuhkan dalam tahap-tahap perancangan produk seperti concept generation, design iteration, dan verifikasi desain sebelum produksi massal dilakukan.
Dalam tahap concept generation, prototipe dapat digunakan untuk memvalidasi ide atau konsep produk, sehingga dapat menghindari kesalahan dalam perancangan produk dan menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan pada tahap-tahap selanjutnya. Dalam tahap design iteration, prototipe dapat membantu dalam pengujian berbagai variasi desain dan memberikan umpan balik yang berguna dalam perbaikan desain. Sedangkan dalam tahap verifikasi desain, prototipe dapat digunakan untuk memastikan bahwa produk telah memenuhi spesifikasi yang ditentukan sebelum produksi massal dilakukan (Wijayanti et al., 2020).
Kebutuhan akan prototipe juga dapat berbeda-beda tergantung pada jenis produk atau rupa-rupa. Sebagai contoh, dalam pembuatan produk mekanik, prototipe dapat digunakan untuk memastikan kekuatan dan kestabilan produk, sedangkan dalam pembuatan produk elektronik, prototipe dapat digunakan untuk memastikan kinerja sistem dan integrasi komponen. Oleh karena itu, penting untuk memahami kebutuhan spesifik produk atau rupa-rupa dalam pembuatan prototipe untuk memastikan keberhasilan dalam pengembangan produk.
Penggunaan teknologi prototipe dapat memberikan efisiensi dalam proses pengembangan produk karena memungkinkan perancang dan insinyur untuk menguji konsep dan desain produk sebelum produksi massal dilakukan. Dengan menggunakan prototipe, perancang dapat memperbaiki kesalahan dan membuat perubahan sebelum produk akhir diproduksi.