Mohon tunggu...
Nadiatul Ikhsaniyah
Nadiatul Ikhsaniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

peaceful

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hiruk-Pikuk Fase Seperempat Abad (Quarter Life Crisis)

26 Oktober 2023   23:14 Diperbarui: 27 Oktober 2023   10:57 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/62hXEs5

"Ko karier saya begini-begini saja ya? Harusnya diusia segini ini saya sudah jadi CEO""Ko ngga ada laki-laki yang deketin saya, padahal usia saya sudah cukup matang untuk menikah, saya takut jadi perawan tua""Ko dia udah sukses tapi saya belum, padahal sama-sama berusaha"
"Mau jadi apa dan seperti apa saya nanti?"
"Ko tidak sesuai ekspektasi yah?"
"Ko begini? ko begitu?"

Itulah beberapa kalimat yang sering bercuit di dalam kepala saya dan mungkin juga teman-teman diluar sana. 

Dulu, saat saya masih remaja, ko rasanya akan indah sekali masa depan. Membayangkan dan merancangnya saja sudah membuat saya bersemangat dan tersipu sendiri. Menikah muda dan karier yang cemerlang rasanya sudah yakin akan saya dapatkan dengan kerja keras dan belajar dengan sungguh-sungguh. Tapi ternyata.... ko realitanya seperti ini? 

Ditengah-tengah proses menggapai masa depan, ko jadi banyak keraguan dan kebingungan. Semakin kesini ko rasanya semakin kesana, seperti kehilangan arah. Dulu yang menggebu-gebu, sekarang ko jadi ragu-ragu tak menentu, bagaimana masa depan saya nanti? Apakah saya akan gagal?

Ternyata hal yang saya alami diatas adalah gejala bahwa saya sedang mengalami Quarter Life Crisis atau fase krisis seperempat abad. Waduh ga bahaya tah? Fase ini adalah salah satu fase yang cukup sering dialami banyak orang direntang usia 20-30 tahunan. Meski dianggap cukup wajar, hal tersebut perlu diatasi dan tidak bisa selalu dinormalisasikan, karena apa? Bikin gaenak makan, gaenak tidur, bahkan bikin gaenak untuk berproses menggapai masa depan, serba jadi gaenak pokoknya.

Menurut Robbins dan Abby Wilner dalam buku mereka yang berjudul Quarter-life Crisis: The Unique Challenge of Life in Your Twenties (2001) mendefinisikan quarter-life crisis sebagai sebuah periode dimana seseorang mengalami kecemasan dan ketidakpastian tentang hidup yang umumnya terjadi pada transisi menuju masa dewasa. Hal ini sering dialami banyak kaula muda yang baru saja menjajaki fase baru dalam hidup mereka. Mereka mengalami transisi yang cukup drastis, yang awalnya menjalani hidup dengan nyaman dan tanpa beban, ternyata harus merasakan pahit-manisnya realita menjadi dewasa yang cukup mendebarkan.

Fase ini bisa disebabkan oleh beragam faktor, seperti kita yang awalnya selalu begantung tiba-tiba dituntut untuk serba bisa dan hidup dengan mandiri, realita yang tidak sesuai ekspektasi, masalah karir atau pekerjaan yang tiba2 menerjang tanpa haluan, masalah finansial, adanya tekanan dari lingkungan tentang apa yg harus kita capai dan harus menjadi seperti apa kita (ekspektasi tinggi dari lingkungan), terkadang gejolak tak nyaman saat melihat pencapaian teman juga bisa jadi pemicunya, takut akan tertinggal, takut tidak bisa seperti yang lain, takut apa yang sedang diperjuangkan menjadi hal yang sia-sia, bahkan kekhawatiran tentang kisah cinta bak dongeng cinderella yang gagal untuk diwujudkan. 

Gimana? gimana? teman-teman mengalami juga kah?

Fase ini memang cukup berat yah, tapi ingat... kita masih punya masa depan yang harus diperjuangkan. Jangan sampai kita berlarut-larut dalam fase ini dan berhenti bergerak karenanya. Sebaliknya,  lalui dan lawan fase Quarter Life Crisis ini dengan tenang dan bijak serta jadikan fase ini sebagai ajang pendewasaan. Jadi, bagaimana? Mau berlarut-larut? Atau berdamai? Jika ingin berdamai gimana caranya? Sini, aku kasih tahu yaa...

Yang pertama, Self love. Mencintai diri sendiri merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga kewarasan digempuran quarter life crisis ini. Mulailah hargai dan apresiasi setiap pencapaian dan usaha yang telah kamu lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun