Mohon tunggu...
Nadia Thalasa Ilma
Nadia Thalasa Ilma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga

Hal-hal yang berbau psikologi adalah hal yang paling saya minati

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Elemen-elemen Penting dalam Pengembangan Diri Menurut Carl Rogers

11 Januari 2025   17:22 Diperbarui: 11 Januari 2025   17:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Actualizing Tendency. Adapted from "Personality theories: Carl Rogers." by C. G. Boeree, 2006.

           Dalam sebuah kehidupan seseorang, tentunya ada tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh orang tersebut untuk kemudian dapat menjadi individu yang seutuhnya. Salah satu tahapannya adalah pengembangan diri. Pengembangan diri merupakan sebuah proses pembentukan bakat, potensi, perilaku, dan juga kepribadian yang dimiliki oleh individu. Umumnya pengembangan diri ini akan terjadi pada fase anak-anak hingga remaja. Segala bentuk kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan diri ini akan terlihat hasilnya dalam beberapa waktu ke depan.

           Selama proses pengembangan diri, seorang individu akan berusaha untuk mengenali diri mereka sendiri untuk mengetahui apa saja yang perlu dikembangkan ke depannya. Individu akan mengenali sisi positif dan negatif yang ada pada diri mereka dan memperbaiki sisi negatif yang ada pada diri mereka. Dalam pengenalan dan pengembangan diri, Rogers mengasumsikan bahwa individu dapat secara sadar dan rasional mengubah pikiran dan perilaku mereka dari yang tidak diinginkan menjadi yang diinginkan. Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat proses pengembangan diri adalah hal yang sangat wajar karena manusia senantiasa berproses menjadi individu yang lebih baik dari waktu ke waktu.

            Carl Rogers merupakan seorang psikolog Amerika. Ia menjadi salah satu sosok penting dalam psikologi humanistik. Dalam teorinya, ia mengangkat aspek-aspek yang berkaitan dengan pengembangan diri. Ia juga mengembangkan sebuah bentuk terapi yang bernama person centered therapy. Terapi ini memfokuskan prosesnya kepada klien agar nantinya klien tersebut bisa menjadi individu yang berfungsi secara penuh (fully functioning person). Rogers memahami bahwa ‘diri’ merupakan hal yang amat penting dan efektif dalam proses manusia untuk tumbuh dan berkembang. Bagi Rogers, ‘diri’ terdiri dari semua ide, persepsi, dan nilai-nilai yang memberi ciri yang meliputi kesadaran tentang “seperti apakah saya” (awareness of being) dan “apakah yang dapat saya lakukan” (awareness of function). ‘Diri’ akan mempengaruhi persepsi individu tentang dunia dan perilakunya. Seorang individu dengan konsep diri yang kuat dan positif tentu akan memiliki pandangan yang berbeda tentang dunia dibanding dengan individu yang memiliki konsep diri yang lemah dan negatif.

            ‘Diri' telah muncul sejak masa anak-anak dan terus berkembang seiring bertambahnya usia. Struktur ‘diri’ pada dasarnya terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan sekitar individu, utamanya lingkungan sosial yang terdiri dari orang tua, anggota keluarga, maupun teman bermain. Seiring dengan pertumbuhan anak, akan terbentuk sebuah kesadaran diri dan kemampuan diri untuk membedakan dirinya dengan orang lain yang disebut sebagai self image, yaitu suatu cara di mana seorang anak melihat dirinya sendiri dan berkembang melalui identifikasi komponen kognisi, afeksi, dan perilaku orang-orang yang dekat dengan dirinya. Dengan berkembangnya self image selanjutnya akan terbentuk self concept di mana akhirnya anak tersebut memiliki konsep diri yang semakin matang dan kompleks.

            Dalam pembentukan self image dan self concept ini, tentunya orang-orang yang dekat dengan sang anak memiliki tanggung jawab yang besar. Sebagai seorang anak, mereka akan cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya, baik itu merupakan hal yang positif maupun negatif. Hal ini terjadi karena mereka masih belum mengerti manakah yang benar dan manakah yang salah. Orang tua, keluarga, dan orang-orang lainnya yang terlibat dalam interaksi sosial dengan anak harus bisa memberikan contoh perilaku yang baik dan mengedukasi anak tersebut mengenai perilaku-perilaku apa saja kah yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

            Terdapat tiga elemen penting yang dibutuhkan oleh individu dalam pengembangan diri, yaitu:

1. Kebutuhan akan penghargaan positif (need for positive regards)

Dalam proses pengembangan diri, individu, utamanya anak akan membutuhkan banyak penghargaan atas apa yang telah dia lakukan. Menurut Rogers, setiap manusia pada dasarnya memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan sikap-sikap positif seperti kehangatan, penghormatan, penghargaan, cinta, dan penerimaan dari orang-orang terdekat dalam hidupnya. Pemberian penghargaan positif ini terbagi lagi menjadi dua, yakni:

a. Penghargaan bersyarat (conditional positive regards)

Kondisi ini adalah saat anak melihat bahwa ia mendapat penghargaan positif hanya jika ia dapat berperilaku sesuai dengan harapan orang lain. Kondisi seperti ini akan menghambat perkembangan seorang anak untuk menjadi manusia yang berfungsi seutuhnya (fully functioning person). Hal ini bisa terjadi karena anak lebih berusaha untuk mencapai standar yang ditetapkan oleh orang lain daripada berusaha untuk memahami dan menemukan jati dirinya yang sebenarnya.

b. Penghargaan tanpa syarat (unconditional positive regards)

Di samping kondisi penghargaan bersyarat, bukan berarti tidak mungkin bagi individu untuk memberi dan menerima penghargaan positif tak bersyarat. Individu masih memiliki kemungkinan untuk bisa memberi dan menerima penghargaan positif tak bersyarat dalam proses pengembangan dirinya. Kondisi ini memiliki arti bahwa individu dapat diterima, dihargai, dan dicintai apa adanya tanpa ada syarat, alasan, catatan, atau pengecualian apa pun. Dalam hal ini, Rogers menekankan pentingnya penghargaan positif tak bersyarat sebagai pendekatan ideal dalam mengasuh anak. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan atmosfer di mana anak merasa dihargai dan dicintai semata-mata karena ia adalah manusia yang berharga. Jika seorang anak menerima cinta tanpa syarat, ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya dan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat menjadi manusia yang berfungsi sepenuhnya.

2. Self-consistency dan self-congruence

Dengan adanya penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive regards), konsep ‘diri’ tidak memiliki syarat nilai, adanya kesesuaian (congruence) antara ‘diri’ yang sebenarnya dan pengalaman, serta individu tersebut sehat secara psikologis. Menurut Rogers, semakin dekat citra ‘diri’ dan ideal ‘diri’ seseorang, semakin kongruen atau konsisten dan semakin tinggi rasa harga dirinya. Diagram di bawah ini menyoroti hubungan antara aktualisasi diri, pengaruh masyarakat, dan perkembangan diri seseorang. Kolom kiri menunjukkan adanya keseimbangan positif. Yakni sebuah keadaan ketika individu mengikuti proses internal (aktualisasi, penghargaan positif, dan pengembangan diri), mereka cenderung akan mencapai keselarasan dengan “diri nyata”. Sedangkan kolom kanan menunjukkan adanya pengaruh negatif, sebuah keadaan ketika masyarakat menetapkan nilai dari sebuah lingkungan dan individu terlalu bergantung pada penghargaan bersyarat, individu akan menciptakan “diri ideal” yang berbeda dengan “diri nyata”. Artinya, individu tidak bisa menunjukkan diri mereka yang sebenarnya karena adanya tuntutan dari orang-orang di sekitarnya. Ketidaksesuaian antara “diri nyata” dan “diri ideal” akan menghasilkan ketegangan psikologis, yang dapat berkembang menjadi neurosis.

3. Self-actualization 

Aktualisasi diri merupakan sebuah proses dalam menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat atau pun potensi-potensi psikologis yang unik. Proses aktualisasi diri ini akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan pembelajaran yang dialami selama masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah seiring dengan perkembangan hidup individu. Menurut Rogers, motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Rogers melihat bahwa masa lalu memang akan mempengaruhi bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi kepribadiannya juga. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang dan bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

            Menurut Rogers, perkembangan yang optimal merupakan sebuah proses dan bukanlah sebuah keadaan yang statis. Menurutnya, kehidupan yang baik adalah saat seseorang memiliki tujuan untuk memenuhi semua potensi yang ia miliki sepenuhnya secara terus-menerus. Beberapa karakteristik dari orang yang berfungsi sepenuhnya (fully functioning person) adalah meningkatnya keterbukaan terhadap pengalaman, kecenderungan terhadap hidup yang eksistensial, meningkatnya kepercayaan pada individu lain, kebebasan memilih, kreativitas, konstruktif dan terpercaya, serta kehidupan yang kaya warna. Oleh karena itu dalam pengembangan diri individu, orang-orang di sekitar individu tersebut memiliki peran yang sangat penting karena bagaimana individu di masa depan adalah bentuk dari apa yang ia dapatkan di masa lalu.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun