Mohon tunggu...
Nadia shalsa nabila
Nadia shalsa nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa uin sultan syarif kasim riau

Suka yang bernuansa seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Salah Jurusan Jadi Salah Satu Alasan Gen Z Masih Nganggur

27 Mei 2024   20:07 Diperbarui: 28 Mei 2024   02:42 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah jurusan menjadi salah satu alasan utama mengapa banyak anggota Generasi Z (Gen Z) mengalami pengangguran setelah lulus kuliah. Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait, yang meliputi kurangnya informasi yang tepat saat memilih jurusan, perubahan cepat dalam kebutuhan pasar kerja, serta ekspektasi dan kenyataan yang tidak sejalan.                 

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai mengapa salah jurusan bisa menyebabkan pengangguran di kalangan Gen Z.

Faktor Penyebab Salah Jurusan:
1. Kurangnya Pemahaman Diri dan Minat: Banyak siswa memilih jurusan berdasarkan tren, dorongan orang tua, atau anggapan bahwa jurusan tersebut memiliki prospek kerja yang baik tanpa mempertimbangkan minat dan bakat pribadi.                          

Dampaknya Ketika lulus, mereka mungkin menemukan bahwa mereka tidak memiliki minat atau keterampilan yang sesuai untuk bidang tersebut, yang menyebabkan kesulitan dalam mencari pekerjaan yang cocok.

2. Kurangnya Informasi tentang Prospek Kerja: Informasi yang kurang atau tidak akurat mengenai prospek kerja suatu jurusan dapat membuat siswa memilih jurusan yang kurang diminati di pasar kerja. Dampaknya Ketika pasar kerja tidak membutuhkan banyak tenaga kerja dari jurusan tersebut, lulusan akan kesulitan mendapatkan pekerjaan.

3. Perubahan Cepat dalam Dunia Kerja: Perubahan teknologi dan tren ekonomi yang cepat membuat beberapa jurusan menjadi kurang relevan. Jurusan yang dulu dianggap memiliki prospek cerah mungkin tidak lagi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Dampaknya Lulusan dari jurusan tersebut mungkin harus bersaing dengan perubahan ini, dan mereka mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan di pasar kerja yang dinamis.

Dampak Salah Jurusan pada Pengangguran:

1. Ketidaksesuaian Keterampilan: Salah jurusan sering kali menghasilkan lulusan yang keterampilannya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Mereka mungkin tidak memiliki keterampilan teknis atau soft skills yang dicari oleh perusahaan. Dampaknya Hal ini menyebabkan mereka sulit bersaing dengan kandidat lain yang memiliki keterampilan yang lebih relevan.

2. Ketidakpuasan Kerja: Lulusan yang tidak puas dengan pilihan jurusan mereka cenderung merasa tidak termotivasi dan kurang produktif di pekerjaan yang tidak mereka sukai. Dampaknya Ketidakpuasan ini bisa membuat mereka sering berpindah pekerjaan atau bahkan menganggur sementara mencari pekerjaan yang lebih cocok.

3. Kesenjangan antara Ekspektasi dan Realitas: Ekspektasi yang tidak realistis tentang prospek kerja dan gaji sering kali membuat lulusan merasa kecewa dan frustasi ketika realitas tidak sesuai dengan harapan mereka.
Dampaknya Frustrasi ini dapat mengurangi semangat mereka untuk mencari pekerjaan dan meningkatkan angka pengangguran.

Solusi untuk Mengatasi Masalah Salah Jurusan:

1. Bimbingan Karir Sejak Dini: Memberikan bimbingan karir yang tepat sejak sekolah menengah dapat membantu siswa memahami minat, bakat, dan prospek kerja berbagai jurusan. Program bimbingan karir dan tes minat bakat dapat dilakukan untuk membantu siswa memilih jurusan yang sesuai dengan diri mereka dan kebutuhan pasar kerja.

2. Pendidikan Berbasis Keterampilan: Kurikulum yang lebih berfokus pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja modern dapat membantu lulusan lebih siap menghadapi dunia kerja. solusinya dengan Integrasi program magang, proyek nyata, dan pelatihan keterampilan praktis dalam kurikulum pendidikan.

3. Fleksibilitas dan Pembelajaran Sepanjang Hayat: Mendorong budaya belajar sepanjang hayat dan fleksibilitas dalam berkarir dapat membantu individu beradaptasi dengan perubahan pasar kerja. Solusinya dapat menyediakan akses ke kursus online, sertifikasi, dan pelatihan ulang untuk meningkatkan keterampilan sesuai kebutuhan pasar.

Dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat, Gen Z dapat lebih siap dalam memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan prospek kerja, mengurangi risiko pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan mereka di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun