Bertoleransi tidak hanya sebatas dari agama saja melainkan dari ras, suku, etnis bahkan hobi sekalipun bisa dijadikan sikap bertoleransi.Â
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan sikap saling menghargai, tidak sedikit mahasiswa yang kurang untuk menghargai antar sesama nya, atau biasa dibilang "circle" ya benar sekali.Â
Semenjak September penulis mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka 2 (PMM 2) sikap toleransi di PT penerima begitu kuat, tidak dirasakan oleh penulis sebagai mahasiswa pertukaran melainkan mahasiswa baru juga merasakan nya.Â
Salah satu mahasiswa dari fakultas ilmu pendidikan (FIP) merupakan mahasiswa yang berasal dari kepulauan Riau, mahasiswa tersebut tidak pernah merasakan dibedakan atau dikucilkan dimana dari hasil wawancara penulis kepada mahasiswa tersebut menyatakan "kalau di jauhi atau di bedakan belum pernah ya teh, disini sama aja seperti di riau malah disini ramah-ramah temen nya" -ujar auliya mahasiswa asal riau.Â
Namun kendala yang ia rasakan adalah kurangnya dalam penguasaan bahasa sunda. Penulis melihat 90% mahasiswa universitas pendidikan indonesia (UPI) berasal dari Jawa Barat lebih tepat nya suku Sunda banyak di sini. Tidak menjadi masalah hanya saja butuh penyesuaian nantinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H