Mohon tunggu...
Siti ArifaNadia
Siti ArifaNadia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyenangi travelling dan berusaha membuat diri berguna setiap harinya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Peranan Media Massa pada Saat Pandemi

21 Mei 2022   22:00 Diperbarui: 21 Mei 2022   22:04 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COVID-19 di Indonesia berawal dari sebuah pesta dansa di Klub Paloma & Amigos, Jakarta. Orang-orang yang mengikuti pesta dansa berasal dari berbagai  kalangan, tidak hanya orang Indonesia saja, tetapi ada yang berasal dari luar negeri juga. Terdeteksi nya COVID-19 di Indonesia berasal dari warga negara Jepang yang menetap di Malaysia mengikuti pesta dansa tersebut dan ketika kembali ke Malaysia warga negara Jepang tersebut positif mengidap COVID-19 dan menulari dua wanita yang berdomisili di Depok, Jawa Barat karena terlibat kontak dengan warga negara jepang tersebut.

Lalu pada senin, 2 maret 2020, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa keduanya positif mengidap virus yang berasal dari Wuhan ini atau COVID-19. Pemerintah langsung menangani kasus ini dengan mengisolasi rumah pengidap positif COVID-19 ini agar tidak menyebar lebih jauh dengan mengikuti prosedur kesehatan. Diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga semua kegiatan yang biasanya berjalan di setiap hari nya benar-benar dihentikan guna memutus rantai penyebaran COVID-19 ini.

Ekonomi pada saat itu juga mengalami kemerosotan yang sangat drastis karena tidak adanya kegiatan perekonomian karena isolasi yang terjadi. Semua kegiatan yang mengindikasikan pertemuan orang-orang sangat dilarang keras serta protokol kesehatan yang dilakukan sangat ketat. Seluruh lapisan masyarakat terkena dampak dari virus yang menyebar di seluruh dunia ini. Hingga saat ini, bulan Mei tahun 2022 terkonfirmasi sudah 6 juta lebih penduduk Indonesia terinfeksi Virus COVID-19 ini dan yang meninggal sebanyak lebih dari 150 ribu orang.

Dengan banyaknya informasi yang sangat penting ini peranan media terhadap masyarakat sangat penting karena masyarakat dapat mengetahui segala macam berita dari mana saja dan bisa mengakses dimana saja serta kapan saja.

Seperti halnya informasi tentang pendidikan yang sejak tahun 2020 awal dilakukan secara virtual atau online. Pemerintah memutuskan untuk memberlakukan pembelajaran online di daerah dengan zona oranye dan merah lalu di zona kuning dan hijau tetap melakukan pembelajaran tatap muka dengan melakukan protokol yang sangat ketat. 

"Prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi COVID-19," jelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam taklimat media Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, di Jakarta, Jumat (07/08).

Namun pada 2022 ini kebijakan pemerintah mengendur karena pandemi yang mulai mereda. Ekonomi mulai pulih secara perlahan serta berlaku nya sistem kebijakan new normal, Beberapa instansi pendidikan memulai kembali pengajaran tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. Dengan syarat sudah vaksin kedua dan memakai aplikasi peduli lindungi. Dengan tujuan untuk memulihkan sistem pembelajaran saat ini, satuan pendidikan diberikan kebebasan untuk memilih tiga kurikulum yang dikeluarkan. Yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat atau sama dengan Kurikulum 2013 yang disederhanakan serta pilihan ketiga adalah Kurikulum Merdeka.

Dengan sedikit informasi diatas merupakan salah satu contoh bagaimana kita tahu mengenai situasi yang ada pada saat pandemi ini berkat media massa yang menyebarluaskan informasi yang akurat.

Sadar atau tidak media massa merupakan peran penting yang bisa mengubah pandangan serta perilaku kita terhadap suatu fenomena yang terjadi. Misalnya dengan diberitakannya peningkatan jumlah pasien COVID-19 yang meningkat dapat membuat masyarakat lebih waspada kemanapun mereka pergi serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang memadai.

Media juga dapat menangkal penyebaran hoax yang sangat sering terjadi, apalagi dengan banyaknya fenomena yang terjadi, media diharapkan menjadi pengoreksi ketika ada suatu kejadian yang terjadi karena seringkali masyarakat mudah termakan isu-isu yang belum tentu benar dan berasal dari sumber yang tidak jelas.

Dengan banyaknya informasi yang menyebar luas dengan cepat masyarakat juga diharapkan bisa menelaah lagi tentang informasi yang ada agar tidak termakan hoax dengan teliti serta tidak mudah terprovokasi dengan berita yang belum tentu benar. Jadilah pembaca atau pendengar yang bijak dalam menyikapi suatu informasi yang dibaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun