Mohon tunggu...
Nadia Shafa Huwaida
Nadia Shafa Huwaida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Mengelola dan Mengevaluasi Konten

23 Juni 2021   22:17 Diperbarui: 23 Juni 2021   23:03 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi dan media informasi dan komunikasi yang semakin canggih mendorong hadirnya berbagai macam media sosial sebagai sarana informasi dan komunikasi bagi masyarakat. Media sosial semacam Instagram, Twitter, YouTube, dan sebagainya hadir merebut perhatian masyarakat. Beragam media sosial tersebut kebanyakan digunakan sebagai hiburan, dan tak sedikit pula yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menghasilkan pundi-pundi uang.

Masyarakat yang menggunakan media sosial untuk berbagi konten, baik konten berupa foto atau video biasa yang menampilkan kegiatan sehari-hari, mereka sudah termasuk dalam kategori konten kreator. Ada konten kreator yang sering sekali mengunggah kegiatannya ke media sosial, ada juga yang secara konsisten terjadwal atau bahkan sangat jarang mengunggah konten ke media sosial yang dimilikinya. Ada beragam cara versi masing-masing kreator tentang bagaimana mereka mengelola dan mengevaluasi konten yang telah mereka buat.

Kali ini, saya Nadia Shafa Huwaida, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan ingin berbagi sedikit pengalaman mengenai bagaimana cara saya mengelola dan mengevaluasi konten yang telah saya buat. Semasa SMA, saya banyak mengikuti berbagai organisasi, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Pada salah satu organisasi yang saya ikuti, saya menjabat sebagai sekretaris divisi sekaligus salah satu dari anggota divisi yang bertanggung jawab dalam mengelola akun instagram dan blog organisasi. Cara saya menjalankan akun instagram dan blog organisasi yang saya pegang adalah :

1. Saya dan anggota lainnya secara konsisten mengunggah konten di instagram dengan kurun waktu seminggu sekali. Konten yang diunggah berupa konten-konten yang berisi pembelajaran dan motivasi. Ada kalanya kami mengunggah konten mengenai kegiatan yang organisasi jalankan, sehingga terkadang bisa saja tidak sesuai jadwal, yang tadinya seminggu sekali, namun dalam seminggu terdapat hari di mana organisasi menjalankan kegiatan, sehingga jadwal berubah menjadi seminggu dua atau tiga kali.

2. Saya dan anggota divisi lainnya berbagi jadwal untuk menulis artikel di blog organisasi yang kami ikuti. Jadwal waktu yang diatur adalah dua minggu sekali. Artikel berupa pembelajaran dan motivasi sesuai tujuan organisasi.

3. Saya dan anggota divisi lain menyeleksi konten yang akan diunggah. Apakah konten untuk instagram atau konten artikel blog telah sesuai dan layak untuk diunggah, kami berbagi pendapat dan memutuskan bersama.

4. Saya dan anggota divisi lain melakukan evaluasi pada konten yang telah masing-masing kami unggah. Apakah konten di instagram atau blog berhasil menarik perhatian khalayak atau tidaknya. Kami dapat mengetahui bagian konten mana yang telah berhasil menarik perhatian, sehingga akan menjadi acuan selanjutnya bagi divisi.

Begitulah cara saya mengelola dan mengevaluasi konten dalam perspektif anggota organisasi. Berikutnya, terlepas dari organisasi, pengalaman saya pribadi sebagai konten kreator dalam mengelola dan mengevaluasi konten, sangat berbeda dengan saya versi menjadi anggota organisasi. Ketika awal-awal saya memiliki facebook pada masa SD hingga berlangsung sampai SMP, kala itu saya masih sangat aktif. Sering sekali saya membuat status facebook, rasa-rasanya kala itu setiap jam saya terus mengunggah status, dan status saya sangat aneh-aneh dan memalukan. Saya sering berpikir apa yang ada di pikiran saya kala itu sampai bisa mengunggah status-status aneh itu, sih? Saya juga sering mengunggah foto saya pribadi maupun foto bersama teman-teman saya, dan saya juga merasa foto-foto tersebut juga sangat memalukan. Itu adalah saya ketika masih masa-masa kelam. Terima kasih kepada diri saya sendiri karena telah cepat sadar dan berhasil menghapus akun facebook ketika menginjak bangku SMA, proud!

Beralih ketika masa SMA dan saya mengenal instagram. Saya aktif mengunggah foto-foto kegiatan saya di instagram. Tidak ada jadwal tertentu. Saya membagikan konten di instagram sesuai mood. Apabila sedang ingin, upload. Kalu sedang tidak ingin, tidak upload. Sesimpel itu. Namun, semakin beranjak dewasa justru saya makin merasa tidak ada mood sama sekali tiap harinya untuk mengunggah apapun di instagram. Saya bukanlah lagi konten kreator yang aktif, melainkan pasif. Sehingga lama-kelamaan instagram saya semakin berdebu dan benar-benar sudah bagaikan sarang laba-laba saking lamanya tak tersentuh.

Selain instagram, saya juga mulai aktif mengunggah artikel di platform kompasiana. Artikel-artikel yang saya unggah masih sebatas memenuhi tanggung jawab tugas mata kuliah yang diberikan dosen. Saya aktif membuat dan membagikan artikel dua minggu sekali sesuai dengan jadwal yang diberikan dosen. Kemudian setelah artikel berhasil saya unggah, saya melakukan evaluasi dengan membaca kembali artikel yang saya buat, apakah terdapat typo, kesalahan, atau kata-kata yang tidak pantas. 

Melalui pengalaman menulis artikel, terdapat beberapa manfaat yang saya rasakan, seperti saya merasa lebih enjoy seiring tiap kali saya menulis, sebab ketika awal-awal menulis, saya masih sangat kikuk dan sulit untuk merangkai kalimat, serta saat awal-awal mengunggah artikel, saya justru takut jika banyak yang membaca, hanya merasa malu jika tulisan saya dibaca banyak orang, kini saya berusaha enjoy saja berapapun jumlah pembaca artikel saya. Saya juga merasa pribadi saya yang dulunya hanya tertarik untuk membaca novel-novel fiksi, kini juga mulai tertarik untuk membaca bacaan di luar fiksi seperti artikel-artikel tentang berita maupun topik lain.

Saya tentu merasa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam berbagai artikel yang saya buat, baik isi konten saya yang kurang menarik, gaya bahasa yang kurang, ataupun terdapat kesalahan kata. Saya berusaha untuk terus lebih baik di tiap kesempatan saya membuat artikel. Saya kerap membaca ulang tiap kali saya membagikan artikel untuk memastikan tidak ada kesalahan di artikel yang saya buat. Apabila memang saya luput, sebab saya masih manusia yang melakukan banyak kesalahan, mohon untuk bisa meninggalkan komentar di bawah artikel atau menghubungi saya pribadi agar saya bisa menyadari kesalahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun