Mohon tunggu...
Nadia Salsabila
Nadia Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Semarang

Saya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang yang memiliki kepribadian yang berpikiran terbuka dan kritis serta mampu belajar dari kesalahan. Saya memiliki hobi mereview novel dan film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Edukasi Masyarakat, Mahasiswa KKN Unnes Giat 9 Desa Samirejo Lakukan Pelatihan Olah Sampah Organik Dapur Menjadi Ekoenzim

14 Agustus 2024   21:01 Diperbarui: 14 Agustus 2024   21:34 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DOKPRI/3 Agustus 2024_Samirejo

Kudus (3/8/2024) -- Sampah telah menjadi masalah global yang memberikan dampak jangka panjang bagi lingkungan. Salah satunya yaitu sampah organik dapur yang merupakan hasil dari aktivitas sehari-hari rumah tangga. Indonesia menduduki peringkat kedua Negara penyumbang sampah makanan terbesar di Dunia setelah Arab Saudi dengan jumlah sebesar 300 kg limbah per orang per tahun.

Sampah organik dapur menimbulkan efek bagi lingkungan karena menghasilkan gas-gas rumah kaca seperti CH4 (Metana), CO2 (Karbon dioksida) dan NO2 (Nitrogen dioksida) yang dapat menyebabkan pemanasan global. Sampah organik dapur dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik basah dan kering. Sampah organik basah meliputi sampah kulit buah, sayur mayur, nasi sisa, dan lainnya, sedangkan sampah organik kering meliputi cangkang telur, kulit bawang, dedaunan kering, sampai ranting pohon.

Oleh karena itu, Mahasiswa KKN UNNES di Desa Samirejo memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengolah kembali sampah organik dapur yang sebelumnya tidak terpakai menjadi produk yang lebih bermanfaat dan ramah lingkungan yaitu ekoenzim.

Ekoenzim merupakan cairan hasil fermentasi sampah organik dapur seperti kulit buah dan sayur dengan substrat karbohidrat (gula merah atau molase). Proses fermentasi ekoenzim dilakukan selama 3 bulan sehingga menghasilkan ekoenzim matang yang berwarna coklat dan memiliki aroma asam khas fermentasi.

Ekoenzim menjadi cairan multifungsi yang mempunyai banyak manfaat diantaranya sebagai cairan pembersih lantai, pembersih jendela, pembersih toilet, kerak kompor, antibakteri (hand sanitizer), disinfektan, pestisida alami/insektisida, pupuk organik, pencuci buah dan sayur, cairan pembersih udara (air purifier), hingga cairan penjernih sungai.

DOKPRI/3 Agustus 2024_Leaflet Ekoenzim
DOKPRI/3 Agustus 2024_Leaflet Ekoenzim

DOKPRI/3 Agustus 2024_Leaflet Ekoenzim
DOKPRI/3 Agustus 2024_Leaflet Ekoenzim

Edukasi pengolahan sampah organik dapur kepada masyarakat dilakukan dengan mengadakan pelatihan pembuatan ekoenzim yang berkolaborasi dengan Pokja 3 PKK Desa Samirejo. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Sabtu (3/8/2024) pukul 10.00 WIB diselenggarakan di Balai Desa Samirejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

Pelatihan dilakukan dengan praktik pembuatan ekoenzim yang melibatkan ibu-ibu PKK secara langsung serta membagikan media leaflet ekoenzim. Takaran perbandingan dalam pembuatan ekoenzim yaitu 10:3:1 untuk perbandingan air : sampah organik : gula merah.

DOKPRI/3 Agustus 2024_Samirejo
DOKPRI/3 Agustus 2024_Samirejo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun