Mohon tunggu...
Nadia Salamatus Sadiyah
Nadia Salamatus Sadiyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswi

Suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanganan Tindak Bullying Melalui Penerapan Media Macromedia Flash di SD

1 November 2023   10:53 Diperbarui: 1 November 2023   11:04 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanganan  Tindak Bullying Melalui Penerapan Media Macromedia Flash di SD

 

Bullying menurut Krisnawati & Pratiwi, (2016) dapat dikategorikan menjadi beberapa urutan yaitu psycologis bullying (pengucilan), verbal bullying (mengejek), dan phicycal bullying (memukul). Sementara itu menurut Darmayanti (2019) terdapat dua pembagian bullying, mengacu pada media yang dilibatkan, yakni traditional bullying dan cyberbullying. Keduanya merupakan sebuah tindakan agresi yang menyebabkan kerugian pada orang lain, yang biasanya dilakukan secara berulang dari waktu ke waktu, dan terjadi di antara individu yang hubungannya dicirikan oleh ketidakseimbangan kekuasaan.

Bullying ini banyak terjadi diberbagai sekolah baik sekolah umum maupun sekolah swasta, bahkan di pesatren sekalipun. Bullying merujuk pada perilaku yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok peserta didik yang memiliki kekuasaan terhadap peserta didik atau siswa lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut (Purwiyastuti & Wardani, 2017). 

Munculnya perilaku bullying di lingkungan sekolah dapat menciptakan atmosfer lingkungan yang kurang mendukung terhadap perkembangan peserta didik, baik dalam bidang akademik maupun bidang non akademik. Penindasan dapat menyakiti peserta didik sehingga mereka merasa tidak diinginkan dan ditolak oleh lingkungannya. Hal ini tentunya akan membawa efek kepada berbagai kegiatan peserta didik di sekolah. 

Bagi pelaku penindasan jika dibiarkan tanpa ada intervensi, maka mereka akan beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan di sekolah. Hal ini akan membuka kemungkinan munculnya perilaku kekerasan lainnya yang bersifat kriminal seperti memukul, mencuri, menganiaya bahkan pembunuhan (Rahayu & Permana, 2019). Dari identifikasi masalah tersebut maka diperlukan sosisalisasi kepada peserta didik guna mendapatkan pemahaman mengenai apasaja yang termasuk tindakan bullying, bagaimana mengatasi ketika peserta didik mengalami bullying, dan bagaimana mengatasi apabila peserta didik menjadi pelaku bullying.

Flash merupakan salah satu teknologi komputasi multimedia. Multimedia diartikan sebagai kombinasi dari teks, grafik, animasi suara dan video yang digabung menjadi satu kesatuan kerja yang menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi interaktif yang sangat tinggi bukan hanya dilihat sebagai hasil cekatan melainkan dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang memiliki seni grafis yang sangat tinggi dalam penyampaian(Lestari et al., 2019).

Macromedia Flash adalah program untuk membuat animasi dan aplikasi web profesional. Bukan hanya itu, Macromedia Flash juga banyak digunakan untuk membuat game, animasi kartun, dan aplikasi multimedia interaktif seperti demo produk dan tutorial interaktif. Software keluaran Macromedia ini merupakan program untuk mendesain grafis animasi yang sangat populer dan banyak digunakan desainer grafis. Kelebihan flash terletak pada kemampuannya menghasilkan animasi gerak dan suara. Awal perkembangan flash banyak digunakan untuk animasi pada website, namun saat ini mulai banyak digunakan untuk media pembelajaran karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki.

Macromedia Flash merupakan gabungan konsep pembelajaran dengan teknologi audiovisual yang mampu menghasilkan fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Penggunaan macromedia flash terhadap penanganan tindak bullying di SD verbal dan non verval. Bullying secara verbal yaitu perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying bentuk verbal akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.

Bullying non verbal yaitu Bullying secara fisik, yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain. Anak SD yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap merupakan anak SD yang paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun