Mohon tunggu...
nadia saja
nadia saja Mohon Tunggu... -

senang menulis, membaca, nonton, dan pergi ke pantai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yakin Kok Gak PeDe? (Sholat Selasa atau Rabu)

2 September 2011   07:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belakangan ini perdebatan mengenai perbedaan hari raya Idul Fitri terus berlanjut. Bahkan kian hari semakin berlarut-larut. Postingan sana sini dibroadcast melalui media sosial seperti twitter, facebook, blog, BBM, dan lain sebagainya terus terjadi.

Saya mencoba mencari tahu, bertanya dalam hati, membaca beberapa referensi, dan bertanya pada beberapa sumber. Beragam jawaban saya temui dalam pencarian tersebut. Tapi ada satu hal penting yang justru menyadarkan saya kemudian. Bahwa ternyata keyakinan memang tidak perlu dan tidak untuk diperdebatkan.

Mereka yang sibuk membroadcast dan menyebarkan berita pembenaran atas hari raya yang dipilihnya adalah mereka yang nampak lemah keyakinannya. Memilih membenarkan berita-berita yang beredar meski tidak dari sumber yang sah. Memercayai kata "KONON" meski itu jelas bernilai tendensius.

Kalau memang yakin dengan pilihan yang dijalani, maka tak perlulah menghujat yang lain. Pemerintah telah memaparkan alasannnya, demikian pula Muhammadiyah memiliki keyakinannya sendiri dalam membuat perhitungan. Jika Muhammadiyah bisa bersikap santun dengan meminta izin pada pemerintah untuk tetap melakukan sholat Ied pada 30 agst 2011 (yang ternyata kemudian berbarengan dengan mayoritas negara OKI), maka untuk apa menyalahkan yang sudah sholat Ied duluan? Demikian sebaliknya, persilahkan saja mereka yang masih ingin menggenapi 30 hari puasanya.

Bukankah keyakinan itu tidak dapat dipaksakan. Jika yakin dengan perhitungan pemerintah maka jalankanlah sebaik-baiknya tanpa perlu memaksakan pada yang lain. Tak perlu pula menghujat mereka yang telah bersusah payah menggelar sidang hingga larut malam.

Semakin banyak berbicara, semakin sering menyebarkan berita-berita pembenaran, maka semakin nampak pula bahwa kita tidak percaya diri dengan keyakinan yang kita pilih.

Jika memilih sholat Ied hari Selasa, maka bertoleransilah pada yang masih puasa. Jika memilih sholat hari rabu maka tak perlulah menuding sebagai pembangkang pemerintah. Saya beruntung meski sholat Ied hari Selasa, keluarga saya yang sholat Ied hari Rabu dengan sukarela menyiapkan makan siang bagi saya yang sudah lebaran duluan. Saya pun tak mengolok-olok mereka yang masih berpuasa. Toh kami percaya diri dengan apa yang kami pilih. Kami beragama dan berkeyakinan secara dewasa, itu yang membuat kami semua tetap menjadi satu keluarga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun