Mohon tunggu...
Nadia Safitri
Nadia Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.HAMKA

Saya Seorang mahasiswa yang sedang beranjak di semester akhir Hobi saya membaca novel dan membuat vidio Saya ingin menjadi seorang Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

FISIP UHAMKA Dorong Aksi Mata Melalui Seminar Kesadaran Lingkungan

16 Mei 2024   11:03 Diperbarui: 16 Mei 2024   11:31 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta– FISIP UHAMKA menggelar seminar bertema kesadaran lingkungan dengan pembicara utama Farida Hariyati, selaku Dosen Akademisi FISIP UHAMKA, dan Ibu Yuni, selaku Specialist Manager Danon Indonesia. Seminar ini menyoroti rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah dibandingkan dengan sektor lingkungan lainnya.

 Yuni menjelaskan bahwa dari empat sektor lingkungan pengelolaan sampah, penghematan air, pengolahan energi, dan transportasi pribadi, pengelolaan sampah paling tidak mendapat perhatian. "Banyak orang tidak bertanggung jawab atas sampah mereka sendiri, berbeda dengan kesadaran mereka terhadap penghematan air, energi, dan transportasi pribadi," kata Ibu Yuni (15/05/2024).

Yuni juga mengajak peserta untuk mempromosikan gerakan "diet karbon", "diet sampah", dan "diet energi" untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan nyata dalam penggunaan sumber daya secara bijak. "Kita perlu membuat gerakan ini menjadi tren agar dapat menginspirasi lebih banyak orang, seperti halnya tren 'karmalogi'," katanya.

Farida Hariyati menambahkan bahwa banyak orang mulai sadar akan pentingnya menghemat air, terutama saat musim kemarau ketika kekurangan air sangat terasa. "Rasulullah SAW berwudhu hanya dengan satu gelas kecil air, sedangkan kita di Indonesia sering membiarkan air mengalir saat wudhu atau menyikat gigi, menunjukkan pemborosan air," ungkap Farida.

Farida juga menyoroti bahwa infrastruktur pengelolaan sampah di Indonesia masih sangat minim, hanya mencakup 38% wilayah. "Ini menjadi tantangan besar, terutama ketika ibu kota pindah ke IKN. Infrastruktur pengelolaan sampah harus segera ditingkatkan," jelasnya.

Selain itu, Farida mengungkapkan bahwa produksi sampah yang tidak terkelola dengan baik mengakibatkan banyak ikan mengandung mikroplastik, yang kemudian dikonsumsi manusia. "Sampah plastik yang masuk ke laut masih tinggi, menyebabkan ikan yang kita konsumsi mengandung plastik," ujarnya.

Seminar ini diharapkan dapat memicu kesadaran dan tindakan nyata dalam menjaga lingkungan serta mempromosikan gaya hidup berkelanjutan di kalangan masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun