Oleh: Syamsul Yakin & Nadia Sabila
Dosen & Mahasiswa UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta
Salah satu seni yang dapat dipelajari adalah pidato. Sebagai suatu keterampilan, berbicara memerlukan latihan dan kebiasaan berbicara di depan umum. Selain keterampilan, berbicara juga harus dibekali dengan pengetahuan kebahasaan agar diksi lisan bervariasi, menarik, dan estetik.
Tujuan tentu saja diperlukan dalam keterampilan dan pengetahuan linguistik termasuk tujuan berbicara yang informatif, persuasif, dan santai. Untuk mencapai ketiga tujuan pidato diperlukan persiapan.
Langkah pertama dalam persiapan adalah menentukan topik pidato. Topik pidatonya masih bersifat umum dan abstrak. Topik pidato sebenarnya merupakan topik utama pembahasan keseluruhan pidato. Dalam praktiknya, topik suatu pidato dirinci atau diuraikan dalam sebuah judul.
Tahap berikutnya adalah menuntukan tujuan pidato, yakni informasi, persuasif, atau rekreasional. Sebenarnya pidato yang baik harus memuat yang ketiganya. Kendati tetap harus ditentukan tujuan utamanya. Misalnya, pidato seorang menteri lebih bersifat informatif.
Pidato seorang politisi lebih bersifat persuasif. Pidato seorang seniman lebih bersifat rekreasional. Tapi sepertinya, pidato seorang penceramah agama di panggung, mimbar, ataupun media lain harus bersifat informasi, persuasif, dan rekreatif sekaligus.
Selanjutnya, karena pidato harus berisi dan berkualitas, maka tahap persiapan pidato berikutnya adalah membaca literatur terkait topik dan judul pidato untuk mendukung dasar epistemologi.
Literatur yang juga perlu dibaca tidak hanya buku, tetapi juga hasil survei dan dokumen. Bagi para pencerahan agama, fase membaca literatur ini lebih panjang. Mulai dari pemahaman al-Qur'an, Hadits Nabi, karya-karya para Ulama, hingga ilmu-ilmu pendukung seperti ilmu-ilmu sosial, humaniora dan lain-lain.
Tahap pidato selanjutnya adalah tahap teknis yaitu pembuatan kerangka pidato mulai dari pembukaan, isi hingga akhir. Waktu pembukaannya harus singkat. Hal terpenting dalam pendahuluan adalah menyampaikan judul pidato dengan cara bertanya.
Pada saat yang sama, isi data harus mudah dipahami dan diingat. Oleh karena itu, metode numerik dapat digunakan ketika angka diberikan. Seperti yang pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Untuk ceramah agama misalnya, ada tiga ciri orang munafik yang bisa dijelaskan. Mulai dari yang pertama, kedua, dan ketiga.
Kesimpulan pidato lebih merupakan jawaban singkat terhadap permasalahan yang diangkat dalam pidato tersebut. Kesimpulannya harus singkat karena penjelasan rinci telah diberikan di bagian isi.
Tergantung pada isi dan tujuan pidato, tahapan persiapan pidato dapat ditambahkan. Media di antara penonton juga dapat mempersiapkan persiapan pidato yang berbeda-beda. Misalnya, mempersiapkan pidato di televisi berbeda dengan mempersiapkan pidato di radio. Demikian pula mempersiapkan pidato politisi berbeda dengan mempersiapkan pidato seniman atau penceramah agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H