Mohon tunggu...
Nadia Sabila
Nadia Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Saya adalah mahasiswa jurnalistik yang bercita-cita ingin menjadi jurnalis investigasi & novelis terkenal, saya menyukai cerita misteri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Retorika Politisi dengan Pidato Persuasif

7 Mei 2024   14:58 Diperbarui: 7 Mei 2024   15:43 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin & Nadia Sabila

Dosen & Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Retorika bedasarkan fungsinya memiliki tiga macam pengertian. Pertama, seni berbicara (the art of speech). Kedua, seni membujuk atau memengaruhi khalayak pendengar (the art of  persuasion). Ketiga, seni berbicara efektif (the art of using language).

Dalam praktiknya, retorika yang digunakan para politisi merupakan bentuk retorika yang kedua, yaitu seni membujuk atau mempengaruhi khalayak media (the art of persuasion). Retorika ini berlaku untuk segala bentuk pidato persuasif.

Ceramah persuasif tokoh politik merupakan cermah yang berisi ajakan (persuasi) kepada para pendengarnya untuk melakukan sesuatu.

Seni berbicara membujuk atau mempengaruhi penting diterapkan dalam bentuk pidato persuasif. Bagi seorang politisi, pidato yang meyakinkan bertujuan untuk meyakinkan pemilih dan seringkali juga mengubah sikap pemilih sebelumnya.

Contohnya, seorang politisi memberikan alasan yang meyakinkan untuk menurunkan harga pangan, pendidikan gratis, dan layanan kesehatan selama masyarakat memilihnya sebagai anggota legislatif.

Singkatnya, retorika politisi adalah seni berbicara persuasif yang digunakan politisi untuk membangun citra diri, mengartikulasikan visi, dan membentuk opini publik.

Pidato persuasif seorang politisi seringkali mampu menginspirasi masyarakat, menggerakkan massa, bahkan menuliskan sejarah baru bagi sebuah negara bangsa.

Retorika seorang politisi seringkali digunakan untuk melakukan kampanye negatif terhadap lawan politik dan untuk merayu pemilih dengan platform dan janji kampanye. Pada akhirnya para politisi meminta dukungan dalam suatu pemilu, baik di legislatif maupun eksekutif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun