Mohon tunggu...
Nadia Pebrianti
Nadia Pebrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

My Favorite Reading Book

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pesantren Dalam Pembentukan Karakter Santri di Era Digital

20 Oktober 2024   20:00 Diperbarui: 20 Oktober 2024   21:08 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda. Di era digital seperti saat ini, peran pesantren semakin signifikan karena tantangan yang dihadapi oleh santri tidak hanya datang dari lingkungan fisik, tetapi juga dari dunia maya yang semakin luas dan kompleks. Pesantren memiliki tanggung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai keislaman serta membentuk karakter yang kuat pada santri agar mereka dapat menghadapi era digital dengan bijak.

Pesantren sebagai Lembaga Pembentukan Karakter

Pesantren memiliki kurikulum yang tidak hanya fokus pada aspek intelektual, tetapi juga spiritual dan moral. Santri dididik untuk menjalankan ajaran Islam dengan baik, tidak hanya dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam pesantren, nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, kejujuran, kesederhanaan, dan kerja keras menjadi bagian integral dari proses pendidikan.

Pembentukan karakter di pesantren dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti pengajian kitab, shalat berjamaah, dan amalan-amalan sunnah lainnya. Selain itu, interaksi antara santri dengan para kyai dan ustaz juga menjadi salah satu cara yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai luhur. Kyai dan ustaz berperan sebagai role model yang dicontoh oleh santri dalam kehidupan sehari-hari.

Tantangan Era Digital bagi Pembentukan Karakter Santri

Di era digital, perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan santri. Informasi yang mudah diakses melalui internet dan media sosial sering kali membawa dampak negatif apabila tidak diimbangi dengan pendidikan yang tepat. Tantangan seperti penyebaran informasi yang tidak valid, konten negatif, serta gaya hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dapat merusak karakter santri apabila tidak ada pengawasan yang baik.

Santri yang hidup di era digital tidak hanya harus cerdas dalam memanfaatkan teknologi, tetapi juga harus memiliki filter yang kuat untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Karakter yang kuat sangat dibutuhkan agar santri tidak terjerumus dalam hal-hal negatif yang ditawarkan oleh dunia digital.

Upaya Pesantren dalam Menghadapi Tantangan Era Digital

Untuk menghadapi tantangan tersebut, pesantren perlu melakukan beberapa penyesuaian dalam sistem pendidikan mereka, di antaranya adalah:

1. Integrasi Teknologi dalam Pendidikan
Pesantren dapat memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran, seperti penggunaan aplikasi digital untuk mempelajari Al-Qur'an, hadits, dan kitab-kitab klasik. Dengan adanya teknologi, santri dapat mengakses referensi keislaman dengan lebih mudah dan cepat. Namun, penting bagi pesantren untuk memberikan panduan etika dalam penggunaan teknologi agar tidak menyimpang dari tujuan utama pendidikan di pesantren.

2. Penguatan Pendidikan Karakter
Di era digital, pendidikan karakter menjadi semakin penting. Pesantren harus terus memperkuat pendidikan karakter santri melalui kegiatan-kegiatan yang mendidik mereka untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, disiplin, dan memiliki integritas. Hal ini dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai moral yang diajarkan oleh Islam, serta pembiasaan perilaku positif di lingkungan pesantren.

3. Pengawasan dan Pendampingan dalam Penggunaan Teknologi
Pesantren perlu memberikan pendampingan kepada santri dalam menggunakan teknologi digital. Pengawasan terhadap penggunaan gadget dan internet sangat diperlukan agar santri tidak terpapar konten negatif yang dapat merusak moral mereka. Selain itu, pesantren dapat mengadakan pelatihan literasi digital bagi santri agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak dan produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun