Mohon tunggu...
nadia nur
nadia nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Maraknya Penyakit Mulut dan Kuku pada Sapi yang Meresahkan Para Peternak

13 Juni 2022   21:30 Diperbarui: 13 Juni 2022   21:52 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku sedang menjadi perbincangan baik di media sosial maupun di kehidupan sehari-hari lantaran telah menyebar di beberapa daerah di negara Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit yang menyerang beberapa hewan ternak terutama pada hewan sapi. 

Penyakit mulut dan kuku (PMK) dapat diartikan sebagai penyakit infeksi virus (family Picornaviridae) yang mempunyai sifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed) seperti contohnya pada hewan sapi yang telah banyak terinfeksi penyakit tersebut.

Penyakit Mulut dan Kuku atau yang disingkat dengan PMK dapat menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa/kijang, onta dan gajah. Penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi 

di lingkungan sekitarnya baik untuk peternak atau pihak lain yang merasa dirugikan. Di dunia internasional, penyakit PMK disebut foot and mouth disease yang disingkat dengan FMD.   Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada pada tahun 1887 di Malang, yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, seperti pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan.

Penyebab penularan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak terutama pada hewan sapi paling umum terjadi akibat kontak langsung diantara hewan sapi yang masih dalam kondisi sehat dengan hewan sapi lainnya yang sudah terinfeksi virus penyebab terjadinya penyakit PMK. Penularan PMK bisa disebabkan oleh perantara seperti bahan makanan, 

air, dan bisa juga dikarenakan oleh peralatan kandang yang sudah dicemari oleh beberapa virus penyebab penyakit PMK. Paparan virus bisa berasal dari air susu, urin, kotoran, air liur dan leleran luka dari beberapa hewan ternak yang 

sudah terdeteksi terserang PMK. Sumber penularan penyakit ini yang lainnya dapat berasal dari pakaian peternak yang kotor, alas kaki, perkakas kandang, area kandang, hingga kendaraan angkutan hewan ternak, yang bisa jadi sudah terkontaminasi oleh virus penyebab PMK.

 Manusia di lingkungan sekitarnya terutama peternak hewan sapi tersebut bisa mempunyai peran terpenting di dalam penularan penyakit PMK dari hewan sapi satu ke sapi yang lainnya. Maka dari itu, diperlukan kesadaran para peternak sapi supaya selalu menjaga kebersihan kandang maupun sarana prasarana yang dipergunakan dalam melakukan kegiatan peternakan.

Pada suatu kondisi cuaca tertentu, patogen virus yang dapat menjadi penyebab penularan penyakit PMK pun bisa menyebar terbang yang terbawa oleh angin ke kandang peternakan lainya yang berad di sekitar hewan yang sudah terdeteksi dan terinfeksi penyakit tersebut atau tempat terjadinya wabah. 

Hewan sapi yang sudah terdeteksi terkena penyakit PMK bahkan termasuk bisa memicu penularan lewat udara. Hal tersebut dikarenakan karena sapi dapat menyebarkan virus dalam jumlah banyak ke udara lewat aktivitas bernapasnya. Dapat diperkirakan bahwa penyebaran virus PMK oleh angin bisa sampai radius 10 kilometer yang tentunya sangat membahayakan hewan lain yang belum terkena virus PMK tersebut.

Beberapa dampak yang tentunya merugikan dari wabah PMK sering terjadi pada lingkungan sekitar yang menjadi tempat wabah tersebut terjadi. Beberapa contoh dampak yang negatif tersebut seperti terjadinya suatu penurunan di dalam produksi susu, kematian hewan sapi yang terjadi secara mendadak, 

keguguran di saat hewan sapi sedang hamil, peristiwa turunnya berat badan hewan sapi, infertilitas hewan, hingga menghambat ekspor. Infertilitas adalah menurunnya derajat kesuburan pada ternak, yang merupakan salah satu kegagalan reproduksi yang mempunyai sifat sementara, tetapi jika tidak cepat ditanggulangi dapat bersifat permanen atau steril sehingga hewan sapi tersebut tidak bisa memiliki kesuburan lagi dan sulit untuk mendapatkan keturunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun