Dalam konteks kesulitan ini, beberapa sektor mampu bertahan atau bahkan tumbuh. Sektor informasi dan komunikasi serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencatat pertumbuhan positif. Mungkin pandemi mendorong perubahan perilaku konsumen, seperti peningkatan penggunaan teknologi informasi dan perhatian lebih besar terhadap kesehatan.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tetap menjadi tulang punggung ekonomi Kabupaten Jember, dengan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah. Sektor-sektor ini mendukung mata pencaharian sebagian besar penduduk dan memainkan peran penting dalam mengelola sumber daya alam.
Pandemi COVID-19 juga memengaruhi ekonomi tidak hanya di Kabupaten Jember, tetapi juga di seluruh Jawa Timur dan skala nasional. Semua wilayah ini mengalami kontraksi ekonomi, menunjukkan bahwa tantangan ekonomi tidak hanya lokal, tetapi juga berskala regional dan nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember mencatat bahwa ekonomi wilayah tersebut mengalami kontraksi sepanjang tahun 2020, dengan penurunan sebesar 2,98 persen akibat dampak pandemi Covid-19. Kepala BPS Jember, Arif Joko Sutedjo, menyatakan bahwa "Ekonomi Jember tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,98 persen, dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 5,51 persen pada tahun sebelumnya (2019)."
Dalam analisis berdasarkan sektor usaha, banyak sektor mengalami pertumbuhan negatif. Kontraksi terbesar terjadi pada sektor jasa lainnya, dengan penurunan sebesar 14,15 persen, diikuti oleh sektor penyediaan akomodasi dan makanan-minuman yang turun sebesar 13,26 persen. Menurut Arif, sektor hotel dan restoran sangat terdampak karena kurangnya pengunjung, bahkan beberapa hotel sempat tutup sementara.
Namun, ada beberapa sektor yang masih mencatat pertumbuhan positif. Sektor informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 10,02 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan kegiatan sosial yang tumbuh sebesar 9,29 persen.
Arif juga menjelaskan bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi penyumbang utama ekonomi Jember dengan kontribusi sebesar 26,91 persen, diikuti oleh sektor industri pengolahan dengan 19,87 persen, dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor dengan 13,78 persen.
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jember pada tahun 2020 mencapai Rp76.039,98 miliar berdasarkan harga berlaku tahun 2010. Ini mengalami penurunan sebesar Rp1.185,73 miliar secara nominal, yang disebabkan oleh turunnya produksi akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga akhir tahun 2020.
Selama empat tahun sebelumnya (2016-2019), PDRB Jember terus meningkat, namun pada tahun 2020 terjadi penurunan akibat dampak pandemi, tidak hanya di Jember tetapi juga di Jawa Timur dan tingkat nasional, masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen dan 2,07 persen.
Mengatasi kontraksi dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Jember adalah sebuah tantangan yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang terencana dan berkelanjutan. Ketika pandemi COVID-19 menyebabkan kontraksi ekonomi di Kabupaten Jember pada tahun 2020, pemerintah, bisnis, dan masyarakat lokal segera menyadari perlunya tindakan-tindakan berani untuk memulihkan dan memperkuat ekonomi wilayah ini.
Langkah pertama yang diambil adalah fokus pada kesehatan masyarakat. Upaya perlu dilakukan untuk mengendalikan penyebaran virus dan memastikan bahwa sistem kesehatan wilayah ini siap mengatasi tantangan kesehatan yang masih berlanjut. Ini mencakup peningkatan akses ke layanan kesehatan, tes COVID-19 massal, vaksinasi, dan edukasi masyarakat tentang protokol kesehatan yang harus diikuti.