Kabupaten Jember memiliki sumberdaya alam yang luar biasa, khususnya di bidang pertanian. Hal ini menjadikan Kabupaten Jember berpeluang besar menjadi kota industri berbasis agraris. Tidak hanya karena sumber daya alamnya yang luar biasa, kondisi geografis Kabupaten Jember juga sangat subur sehingga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi di bidang pertanian.Â
Kesuburan tersebut disebabkan oleh wilyah Kabupaten Jember yang sebagian besarnya merupakan dataran rendah pada rata-rata ketinggian tanah setinggi 83 meter diatas permukaan laut. Karena hal tersebut Jember menjadi daerah dengan tanah yang cukup subur dan cocok bagi pengembangan komoditas perkebunan dan pertanian.
Menurut Kusmiaji sebagai Kepala Seksi Teknik Budidya Holtilkultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtilkultura Kabupaten Jember, perkembangan sektor pertanian saat ini relatif bagus, hasil pertanian yang didistribusikan sampai ke luar kota seperti Surabaya, Malang, dan daerah sekitar Jember membuktikan keberhasilan ekonomi di kota ini berjalan dengan baik, khususnya dibidang pertanian.Â
Bukan hanya itu, hasil holtikulturanya pun didistribusikan sampai di Kota Surabaya, Jogjakarta, Semarang, hingga Jakarta. Beliau berkata, "Tidaklah mustahil bagi mimpi Jember menjadi sentra agrobis terbesar. Banyak infrastruktur yang berdekatan yang menjadikan mimpi Jember menjadi nyata, seperti sejumlah Pelabuhan di Pasuruan, Situbondo, dan Banyuwangi sebagai komponen pendukung."
Untuk pengembangan hasil holtikultura, para petani Jember selama ini menjalin kerja sama dan kemitraan bersama pabrik industri sebagai perantara dalam hal pemasarannya. Untuk salah satu bentuk realisasinya ialah keberhasilan PT Mitra Tani Dua Tujuh yang bekerja sama dengan petani untuk memproduksi dan memasarkan hasil holtikultura yng ada, terutama okra dan edamame.Â
Okra dan edamame yang mereka produksi tidak hanya dipasarkan di daerah Jember atau di luar kota saja, namun pemasarannya sudah mencapai ekspor luar negeri, yaitu negara Jepang. Hal tersebut tentunya memberikan kebanggaan tersendiri bagi perekonomian Kabupaten Jember. Dikarenakan produk yang dihasilkan bisa mencapai target pemasaran ekspor luar negeri.
Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto menuturkan, " PT. Mitra Tani 27 ini adalah aset Jember, saya menetepakan edamame menjadi ikon kedua setelah tembakau, dikarenakan sebanyak sepuluhribu warga Jember telah bekerja di Mitra Tani dan ini sangat luar biasa."
Tidak hanya memberikan hasil yang luar biasa kepada citra ekonomi Kabupaten Jember, keberhasilan pemasaran yang dialami pabrik-pabrik tersebut juga sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup masyarakat Jember. Menurut Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Â akhir tahun anggaran 2020 dari Bappeda Kabupaten Jember, sebanyak 45,34% masyarakat Jember bekerja di sektor pertanian.Â
Lapangan pekerjaan yang terbuka lebar untuk masyarakat  bekerja sama menjadi mitra di pabrik tersebut, bisa membuat presentasi pengangguran di Kabupaten Jember menurun.Â
Hal itu berpengaruh besar bagi produktivitas sumber daya manusianya. Sehingga sumber daya alam dan sumber daya manusia di Jember berjalan dengan seimbang. Dengan sumberdaya alam yang luar biasa, sumber daya manusia yang produktif, serta kondisi geografis yang subur, akan memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi di Kabupaten Jember.
Salah satu mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Jember memang ada pada bidang pertanian. Tetapi bidang ini memiliki laju perekonomian yang cukup rendah dan lambat, hingga perlu adanya revisi dan kontribusi dari bidang yang lain.Â
Agrobisnis dan agroindustri merupakan strategi yang bijak untuk diambil oleh pemerintah Kabupaten Jember dalam menarik penduduk untuk bekerja di bidang yang memiliki laju pertumbuhan dan kualitas ekonomi yang tinggi. Masyarakat yang bekerja atau bermitra dengan bidang agrobisnis dan agroindustri tersebut akan dikenalkan dengan teknologi yang membantu proses pemasaran produk yang dihasilkan nantinya.Â
Tidak hanya itu masyarakat juga akan lebih banyak mendapatkan hal baru yang dapat menambah ilmu dan pengalaman mereka dalam bekerja di bidang pertanian industri.
Menurut Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Â akhir tahun anggaran 2020 dari Bappeda Kabupaten Jember, sebanyak 45,34% masyarakat Jember bekerja di sektor pertanian.Â
Hal inilah yang harusnya mendorong pemerintah Kabupaten Jember dalam memberikan solusi kepada rakyatnya untuk bergabung atau bermitra kepada pabrik-pabrik industri pertanian dan holtikultura yang ada. Â Sehingga masyarakat tidak hanya menjadi petani, tetapi juga menjadi mitra didalam bidang agrobisnis dan agroindustri.
Dalam pengembangan ekonomi Kabupaten Jember, sektor pertanian tidak hanya membuka lebar lapangan pekerjaan dibidang industri bagi masyarakat, tetapi juga bisa memberikan pengaruh yang luar biasa melalui bidang pariwisata hingga kuliner. Contohnya saja membangun agropolitan di era gempuran megapolitan dan smartcity.
Agropolitan sendiri merupakan penggabungan antara konsep modernisasi perkotaan dan sektor pertanian itu sendiri. Dengan memanfaatkan lahan pertanian atau perekebunan  yang ada, masyarakat dapat membantu menaikkan laju perekonomian Kabupaten Jember.  Agropolitan dapat menggabungkan antara bidang pertanian, pariwisata, kuliner, serta pendidikan sekaligus.Â
Misalnya saja dalam suatu lahan pertanian (sawah) atau perkebunan, masyarakat dan pemerintah saling bahu membahu menciptakan dan menginovasikan lahan yang awalnya hanya terlihat biasa saja menjadi luar biasa.
Untuk bidang pariwisata sendiri, bisa dimulai dari membangun beberapa fasilitas yang menarik masyarakat untuk berkunjung, misalnya saja menghias lahan dengan bunga-bunga, membangun spot foto yang berkonsep back to nature, mempersilahkan pengunjung untuk melihat secara langsung proses produksi produk yang dihasilkan, seperti pada pusat penelitian kopi dan kakao yang ada di Kabupaten Jember itu sendiri, serta inovasi lainnya.
Penggabungan antara bidang pendidikan dan pertanian dapat diimplementasikan dengan menyediakan praktik penanaman bibit pertanian dan holtikultura, memanen hasil tanam, menyediakan tempat serta alat penelitian hama dan kesuburan tanah, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terutama para pelajar dan mahasiswa Kabupaten Jember agar mendapatkan ilmu dan pengalaman di sektor pertanian.
Pengembangan ekonomi dibidang pertanian juga dapat dikolaborasikan dengan bidang kuliner. Para pengusaha kuliner dapat bekerja sama dengan para petani untuk mendistribusikan hasil pertanian dalam bentuk masakan atau kuliner khas. Membangun rumah makan ditengah lahan perkebunan atau pertanian memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan karena konsep yang disajikan ialah menyatu dengan alam. Suasana yang sejuk dan pemandangan yang indah akan membuat wisatawan menikmati kuliner yang disajikan.
Untuk dapat merealisasikan agropolitan, pemerintah dan masyarakat Kabupaten Jember harus memiliki upaya dalam meningkatkan kualitas produksi hasil tanamnya, antara lain pengembangan teknologi, mengadakan pancausaha tani, pembangunan pascapanen, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, penentuan harga yang layak bagi produsen dan konsumen, mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi tentang pertanian modern, serta mengembangkan produk holtikultura.Â
Seluruh upaya tersebut harus bisa terlaksana dengan baik dan tertata. Hingga nantinya Kabupaten Jember akan menjadi kota agropolitan pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian Kabupaten Jember hingga perekonomian Indonesia.
Dengan terciptanya agropolitan serta berjalannya agrobisnis dan agroindustri, perkembangan ekonomi di Kabupaten Jember akan melaju pesat. Sehingga perekonomian Kabupaten Jember sebagai kota agropolitan diharapkan dapat menjadi kota sultan atau kota dengan laju perekonomian yang relatif tinggi serta menyeimbangi kota-kota megapolitan dan smartcity di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H