Pendapat kedua tokoh sastra tersebut ditutup dengan pernyataan Budi Darma," Intelektual bukan teknokrat. Teknokrat memang intelektual, belum tentu intelektual teknokrat. Ruang lingkup intelektual adalah pemikiran, ruang lingkup teknokrat adalah praktik."
Siapa Intellect yang sebenarnya?
Lalu, apakah tukang tambal ban dan pekerja yang sejajar dapat dikategorikan sebagai seorang yang intellect? Bayangkan saja, mereka memiliki keahlian dibidangnya, yaitu memperbaiki atau menambal ban. Hal ini tentu tidak semua orang dapat melakukannya. Bahkan Seorang yang memiliki ilmu dan teori menambal ban saja belum tentu dapat memperbaikinya. Apakah mereka juga disebut sebagai orang yang intellect?
Jawaban yang tepat adalah, tidak. Melihat kembali definisi Intellect sendiri berhubungan dengan cendekiawan, ruang lingkup intellect menurut Budi Darma pun adalah pemikiran, dan secara umum pemahaman mengenai intelect adalah ilmu atau ide melalui bagaimana dia berfikir.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa tukang tambal ban dan pekerja yang sejajar tidak termasuk kategori orang intellect meski mereka tergolong ahli dibidangnya. Kata intellect berhubungan dengan pemikiran dan ilmu pengetahuan, sehingga dalam hal ini lebih erat kaitannya dengan dunia akademik.
Kita dapat menggunakan istilah "intellect" untuk merujuk kepada orang yang sangat pandai dalam ilmu pengetahuan dan dunia akademik. Mereka tidak hanya unggul dalam bagaimana cara mereka berpikir, namun juga bagaimana harus bertindak dalam mengambil langkah atau keputusan.