Mohon tunggu...
NADIA KEIZA
NADIA KEIZA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya Nadia Keiza, Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Frugal Living : Strategi Bertahan di Tengah Kenaikan PPN Awal Tahun

7 Januari 2025   11:10 Diperbarui: 7 Januari 2025   02:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Awal tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, tetapi Januari 2025 membawa kabar yang membuat banyak masyarakat berpikir ulang tentang strategi pengelolaan keuangan mereka. Pemerintah akan menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%, sebuah kebijakan yang diproyeksikan berdampak pada harga barang dan jasa di berbagai sektor. Dalam situasi seperti ini, konsep frugal living atau gaya hidup hemat semakin relevan. Bukan sekadar mengencangkan ikat pinggang, frugal living adalah seni mengelola uang dengan cerdas tanpa mengorbankan kualitas hidup. Bagaimana kita bisa memanfaatkan prinsip ini untuk bertahan dan tetap produktif di tengah tantangan ekonomi yang semakin menekan?

Mengapa Kenaikan PPN Berdampak Besar?

PPN adalah salah satu sumber penerimaan utama negara yang dikenakan pada konsumsi barang dan jasa. Kenaikan PPN sebesar 1% mungkin terdengar kecil, tetapi dampaknya bisa terasa signifikan bagi masyarakat. Sebagai contoh, harga kebutuhan pokok, transportasi, layanan kesehatan, hingga pendidikan kemungkinan akan meningkat karena pelaku usaha biasanya membebankan kenaikan pajak kepada konsumen akhir. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dengan demikian, kenaikan harga akibat PPN dapat mempengaruhi daya beli masyarakat secara langsung.

Bagi keluarga berpenghasilan menengah ke bawah, dampaknya bisa lebih berat. Laporan OECD pada 2023 menyebutkan bahwa Indonesia memiliki tingkat ketimpangan ekonomi yang cukup tinggi, sehingga kenaikan biaya hidup akibat pajak tambahan dapat memperbesar beban bagi kelompok rentan. Dalam konteks inilah, frugal living menjadi solusi strategis.

Apa Itu Frugal Living?

Frugal living sering disalahartikan sebagai hidup serba kekurangan atau pelit. Padahal, konsep ini lebih menekankan pada pengeluaran yang bijak dan pengelolaan sumber daya secara efisien. Prinsip utama frugal living adalah membedakan kebutuhan dan keinginan, serta memaksimalkan nilai dari setiap rupiah yang dibelanjakan. Dalam praktiknya, ini bisa berarti:

1. Membuat anggaran yang realistis: Mengidentifikasi pengeluaran rutin, menilai prioritas, dan mencari cara untuk mengurangi pemborosan.

2. Berhemat tanpa mengorbankan kualitas: Contohnya, memasak sendiri di rumah daripada makan di luar, atau memilih produk dengan harga terbaik tanpa mengurangi fungsi.

3. Berinvestasi untuk masa depan: Alih-alih hanya menekan pengeluaran, frugal living juga mendorong individu untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan atau investasi.

Strategi Frugal Living di Tengah Kenaikan PPN

Kenaikan PPN mengharuskan kita untuk lebih cermat dalam mengatur pengeluaran. Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat diterapkan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun