Mohon tunggu...
Nadia Indawarie Zachra
Nadia Indawarie Zachra Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Nutrition Science Student

Nutrition Science Student at Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gastroparesis: Penyebab, Gejala, Dampak, dan Tatalaksana Asuhan Gizi

20 Desember 2021   11:39 Diperbarui: 20 Desember 2021   11:47 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gastroparesis 

Gastroparesis adalah suatu kondisi yang mempengaruhi gerakan spontan normal otot  (motilitas) di lambung. Gastroparesis menyebabkan motilitas lambung melambat atau  tidak bekerja sama sekali, sehingga lambung tidak dapat melakukan pengosongan dengan  benar (Mayo Clinic, 2020). 

Penyebab Gastroparesis

Penyebab gastroparesis tidak dapat dipastikan, namun dalam beberapa kasus,  gastroparesis dapat disebabkan oleh kerusakan saraf vagus yang mengontrol otot lambung.  Saraf vagus membantu mengelola proses kompleks di saluran pencernaan, termasuk memberi sinyal pada otot-otot lambung untuk berkontraksi dan mendorong makanan ke  dalam usus kecil. Saraf vagus yang rusak tidak dapat mengirim sinyal secara normal ke  otot lambung, sehingga menyebabkan makanan tetap berada di lambung lebih lama dan  tidak segera pindah ke usus kecil untuk dicerna. Kerusakan saraf vagus dan cabang cabangnya dapat disebabkan oleh penyakit seperti diabetes, atau oleh pembedahan pada  lambung atau usus kecil (Mayo Clinic, 2020).  

Tanda dan Gejala Gastroparesis

Gastroparesis dapat ditandai dengan gejala merasa mual dan muntah, bahkan dapat  memuntahkan kembali makanan yang baru dikonsumsi beberapa jam sebelumnya. Selain  itu, penderita gastroparesis dapat kehilangan nafsu makan, merasa cepat kenyang, merasa  tidak nyaman pada perut, dan kembung. Penderita gastroparesis juga dapat mengalami  refluks asam sehingga terjadi Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau heartburn,  yaitu kondisi esophagus terasa panas seperti terbakar. Beberapa gejala ini menyebabkan  penderita gastroparesis mengalami penurunan berat badan (Mayo Clinic, 2020 dan NHS,  2019). 

Dampak Gastroparesis

Gastroparesis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti dehidrasi parah dan  malnutrisi (gizi buruk) karena muntah terus menerus. Nutrisi makanan yang tidak terserap  dengan baik dan kurangnya asupan kalori juga menyebabkan terjadinya malnutrisi (gizi  buruk). Makanan yang tidak tercerna akan mengeras dan tertinggal di lambung, sehingga  membentuk massa padat yang disebut bezoar. Bezoar dapat menyebabkan mual dan  muntah, serta dapat membahayakan jika menghalangi makanan masuk ke usus kecil.  Meskipun gastroparesis tidak menyebabkan diabetes, seringnya perubahan kecepatan dan  jumlah makanan yang masuk ke usus kecil dapat menyebabkan perubahan kadar gula  darah yang tidak menentu. Variasi gula darah ini dapat membuat diabetes semakin parah. Kontrol kadar gula darah yang buruk dapat memperburuk gastroparesis (Mayo Clinic,  2020). 

Tatalaksana Asuhan Gizi Gastroparesis

  1. Jika menderita Gizi kurang maka energi diberikan diet tinggi kalori protein  (Energi = 2700 kkal, Protein = 100 g, Lemak = 74 g, Karbohidrat =  400 g) Dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan lambung.
  2. Makanan diberikan 5 - 6 kali dalam porsi kecil.
  3. Diberikan parenteral nutrisi selama 24 -- 48 jam untuk mengistirahatkan lambung
  4. Diberikan tinggi protein karena dalam kondisi status gizi kurang atau tergantung  pada status katabolic pasien. 
  5. Lemak diberikan rendah yaitu 10 -- 15 % dari kebutuhan energi total ditingkatkan  bertahap sesuai kebutuhan.
  6. Rendah serat terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan sesuai bertahap
  7. Cairan cukup.
  8. Tidak mengandung bahan makanan yang berbumbu tajam baik secara termis,  mekanis, kimia (disesuaikan daya terima perorangan).
  9. Hindari peppermint dan spearmint.
  10. Menghindari kondisi serta bahan makanan yang merangsang asam lambung  seperti merokok, alcohol, coklat, kopi, kafein.
  11. Kurangi makanan yang menyebabkan tidak nyaman seperti 'citrus fruit and  juices, produk tomat, makanan berkarbonasi, makanan dengan bumbu yang  terlalu tajam, makanan yang terlalu tinggi lemak.
  12. Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan. Diberikan secara  bertahap dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring,  kemudian makanan lunak (kondisi disfagia).
  13. Mempertahankan postur tegak selama dan setelah makan, hindari berpakaian  terlalu ketat, hindari tidur setelah makan (makan minimal 2 jam sebelum tidur),  meninggikqn posisi kepala sebesar 6 inch bila tidur.
  14. Makan secara perlahan, porsi kecil dengan frekuensi sering.

Referensi

  • Mayo Clinic, 2020. Gastroparesis - Symptoms and causes. [online] Mayo Clinic. Available at:  .
  • NHS, 2019. Gastroparesis. [online] nhs.uk. Available at:  .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun