Mohon tunggu...
Nadia Ika badarsih
Nadia Ika badarsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Healing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori belajar sosial Albert Bandura dalam perspektif sosial-emosional

18 Januari 2025   07:57 Diperbarui: 18 Januari 2025   07:57 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivitas kelompok memungkinkan anak-anak belajar dari teman sebaya. Dalam situasi ini, anak dapat mengamati bagaimana temannya menyelesaikan konflik, berbagi, atau bekerja sama, lalu mengadopsi keterampilan tersebut. Pembelajaran kelompok juga mengajarkan keterampilan sosial yang penting seperti negosiasi dan resolusi konflik, yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pemberian Penguatan Positif

Penguatan positif, seperti pujian dan penghargaan, dapat mendorong anak untuk mengembangkan keterampilan sosial yang diinginkan. Penguatan ini memberikan motivasi tambahan bagi anak untuk terus menunjukkan perilaku positif. Misalnya, ketika seorang anak mendapatkan pujian karena bersikap empatik terhadap teman sekelasnya, ia akan lebih cenderung mengulang perilaku tersebut di masa mendatang.

Kritik dan Keterbatasan Teori

Meskipun teori Bandura memiliki kontribusi besar dalam memahami pembelajaran sosial-emosional, beberapa kritik juga muncul. Misalnya, teori ini dianggap kurang memberikan perhatian pada faktor bawaan atau biologis yang memengaruhi perkembangan emosional individu. Selain itu, proses pembelajaran melalui observasi tidak selalu menjamin keberhasilan, terutama jika individu tidak memiliki kemampuan reproduksi atau motivasi yang cukup. Faktor kontekstual, seperti kondisi lingkungan sosial atau budaya, juga dapat memengaruhi efektivitas model pembelajaran sosial ini.

Kesimpulan

Teori Belajar Sosial Albert Bandura memberikan landasan penting untuk memahami bagaimana individu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional melalui pengamatan dan peniruan. Dalam konteks sosial-emosional, teori ini menekankan peran lingkungan, model perilaku, dan penguatan sosial dalam membentuk perilaku individu. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip teori ini, guru, orang tua, dan masyarakat dapat membantu individu, terutama anak-anak, untuk mengembangkan kemampuan sosial-emosional yang sehat dan adaptif. Meskipun ada beberapa keterbatasan dalam teori ini, kontribusinya terhadap pembelajaran sosial dan emosional tetap sangat berharga dalam konteks pendidikan dan pengasuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun