Mohon tunggu...
Nadia Iftitakhia
Nadia Iftitakhia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nadia Iftitakhia

Hakuna Matata

Selanjutnya

Tutup

Foodie

"DITILANG" Dimsum Itik Magelang, Inovasi Baru Makan Daging Itik

15 November 2021   06:09 Diperbarui: 15 November 2021   06:17 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di era new normal ini, tidak bisa kita pungkiri bahwa salah salah satu bisnis yang menjanjikan yaitu bisnis makanan sehat. Kebutuhan makanan sehat terkadang belum dapat dipenuhi oleh sebagian masyarakat yang mempunyai kesibukan tersendiri. Terbatasnya waktu dan tenaga karena sebagian besar masyarakat sudah mulai bekerja dari kantor merupakan faktor utama penyebab masyarakat menyepelekan asupan gizi dari makanan yang mereka konsumsi. Hal itu juga menyebabkan berkurangnya aktivitas makan besar dalam satu hari. Masyarakat pun cenderung memilih alternatif cemilan atau kudapan ringan lain untuk mengganjal kebutuhan perut. Salah satu cemilan atau kudapan yang paling digemari belakangan ini yaitu dimsum. Dimsum merupakan istilah dari bahasa Kantonis yang memiliki arti "makanan kecil". Biasanya dimsum dimakan sebagai sarapan atau brunch. Dimsum merupakan cemilan yang sehat karena cara memasaknya dengan cara dikukus atau steam.

Daging yang biasanya digunakan dalam pembuatan dimsum yaitu daging ayam. Kelompok kami kami yang beranggotakan Nadia Iftitakhia (1910701007), Reksa Abdan Syakuro (1910701008), Siti Urfatul Fiddinillah (1910701021), Muhammad Irvan Syaifuddin (1910701022), dan Habib Muchlisin (1910701027) memilih menggunakan daging itik khususnya itik lokal magelang yaitu itik kalung atau itik magelang karena pemilihan daging itik ini merupakan salah satu bentuk atau upaya dari kelompok kami untuk melestarikan serta memajukan usaha peternakan itik lokal Magelang. Daging itik yang cenderung masih jarang disukai dibanding dengan daging ayam karena dagingnya yang alot, bau dan aroma yang sedikit lebih amis atau anyir. Dengan melalui beberapa perlakuan pengolahan yaitu dengan pencampuran bumbu serta rempah-rempah, menjadikan aroma amis daging itik hilang. Dengan begitu akan sedikit meningkatkan tingkat konsumsi daging itik magelang serta memajukan usaha peternak itik lokal magelang. Produk tersebut kemudian kami beri nama "DITILANG" yang merupakan akronim dari Dimsum Itik Magelang.

Dimsum Itik Magelang ini diproduksi dengan bahan-bahan yang sehat dan diolah dengan cara yang sehat pula yaitu dengan cara dikukus, yang mana dengan metode pengolahan makanan yaitu dengan dikukus memiliki manfaat atau keunggulan dibandingkan dengan metode pengolahan makanan lain yaitu dapat menjaga kandungan vitamin dan mineral dari makanan sehingga ketika dikonsumsi nutrisi yang diperoleh dari makanan masih utuh dan termanfaatkan oleh tubuh, selain itu dengan metode pengolahan makanan yaitu dengan cara dikukus dapat mengurangi atau menghilangkan lemak jahat dari makanan, dan pada produk kami yang bahan utamanya yaitu itik magelang yang mana memiliki kadar kolesterol yang cukup banyak, sehingga dengan metode pengukusan ini dapat mengurangi kandungan kolesterol pada daging itik sehingga lebih sehat ketika dikonsumsi oleh konsumen.

ditilang-61915a4053e2c37a116178c2.jpeg
ditilang-61915a4053e2c37a116178c2.jpeg
kemasan-ditilang-61915a4f06310e6bce04c7b2.png
kemasan-ditilang-61915a4f06310e6bce04c7b2.png
Dimsum Itik Magelang dijual dengan harga Rp 14.000,00 / porsi. Harga yang relatif terjangkau dikalangan dimsum pada umumnya dibarengi bahan yang berkualitas dan fresh dalam pembutan "DITILANG". Kami memperoleh bahan tersebut di pasar tradisional di daerah Magelang dan peternak lokal itik Magelang. Dalam proses pemasarannya, kami menggunakan media social yaitu Instagram (@ditilang_) dan Whatsapp. Sistem penjualan yang kami pilih yaitu sistem pre-order dimana kami sudah melakukan 4 kali pre-order. Dengan total penjualan selama 4 kali pre order mencapai 70 porsi. Hal itu menunjukkan bahwa"DITILANG" bisa diterima oleh masyarakat umum Magelang khususnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun