Mohon tunggu...
Nadia Hikaru Rusianto
Nadia Hikaru Rusianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penerima Beasiswa 1000 Da'i Bamuis BNI

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Agar Tidak Jatuh Terlalu Jauh

27 Oktober 2024   23:14 Diperbarui: 27 Oktober 2024   23:28 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Agar Tidak Jatuh Terlalu Jauh

Semakin hari rasanya semakin susah untuk menjaga keimanan diri, semakin hari rasanya semakin di uji, apakah aku benar mencintai atau hanya pencintraan diri?

Setiap ingin memulai lagi berbenah diri, namun naasnya selalu tergoda dengan hal duniawi. Selalu terjatuh, dibayangan diri sendiri. Apakah aku seorang munafik?

Aku tidak akan mengizinkan untuk mengiyakan bisikan setan, bahwa aku seorang munafik dan tidak pantas untuk taubat lagi, lagi, dan lagi. Aku perlu sadar bahwa iman ku tidak akan bisa stabil, karena bukan malaikat. Perlu sadar, bahwa iman manusia yang tidak sempurna ini akan terus berada di fase naik dan turun. Perlu sadar, bahwa Allah paham, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Perlu sadar, bahwa tidak bisa berdiri sendiri.

Akan selalu datang fase turun dan naik, agar tidak jatuh terlalu jauh. Jangan pernah mengizinkan diri untuk berhenti menyesali, menangisi, mencaci maki kebodohan diri yang dilakukan berulang kali. Cari teman yang bisa membawa diri kepada kebaikan, jangan pernah berhenti berdoa, sekelas Rasulullah yang mempunyai jaminan surga sering membaca doa agar selalu ditetapkan hatinya diatas agama Allah. Diri ini yang tidak ada jaminan mati dalam keadaan islam, seharusnya lebih sering memanjatkan. Mohon kepada Sang Pembolak balik hati, jangan pernah izinkan diri untuk melepaskan genggaman islam, walaupun diri memaksa untuk melepaskannya. Yakinkanlah diri, bahwa ada kehidupan setelah kematian, yang perlu dijadikan destinasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun