Agar Tidak Jatuh Terlalu Jauh
Semakin hari rasanya semakin susah untuk menjaga keimanan diri, semakin hari rasanya semakin di uji, apakah aku benar mencintai atau hanya pencintraan diri?
Setiap ingin memulai lagi berbenah diri, namun naasnya selalu tergoda dengan hal duniawi. Selalu terjatuh, dibayangan diri sendiri. Apakah aku seorang munafik?
Aku tidak akan mengizinkan untuk mengiyakan bisikan setan, bahwa aku seorang munafik dan tidak pantas untuk taubat lagi, lagi, dan lagi. Aku perlu sadar bahwa iman ku tidak akan bisa stabil, karena bukan malaikat. Perlu sadar, bahwa iman manusia yang tidak sempurna ini akan terus berada di fase naik dan turun. Perlu sadar, bahwa Allah paham, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Perlu sadar, bahwa tidak bisa berdiri sendiri.
Akan selalu datang fase turun dan naik, agar tidak jatuh terlalu jauh. Jangan pernah mengizinkan diri untuk berhenti menyesali, menangisi, mencaci maki kebodohan diri yang dilakukan berulang kali. Cari teman yang bisa membawa diri kepada kebaikan, jangan pernah berhenti berdoa, sekelas Rasulullah yang mempunyai jaminan surga sering membaca doa agar selalu ditetapkan hatinya diatas agama Allah. Diri ini yang tidak ada jaminan mati dalam keadaan islam, seharusnya lebih sering memanjatkan. Mohon kepada Sang Pembolak balik hati, jangan pernah izinkan diri untuk melepaskan genggaman islam, walaupun diri memaksa untuk melepaskannya. Yakinkanlah diri, bahwa ada kehidupan setelah kematian, yang perlu dijadikan destinasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H