Mohon tunggu...
Nadia Hikaru Rusianto
Nadia Hikaru Rusianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penerima Beasiswa 1000 Da'i Bamuis BNI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seharusnya Allah Cukup untukmu

11 Mei 2024   15:55 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:33 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seharusnya Allah Cukup Untukmu

Manusia adalah makhluk social yang membutuhkan orang lain untuk menjalankan kehidupannya. Manusia memliki akal dan hawa nafsu yang membuatnya beda dari makhluk tuhan lainnya. "Sempurna" itu lah kata Allah untuk menggambarkan ciptaan-Nya yang satu ini

"Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"

Kita adalah makhluk yang Allah ciptakan sebaik-baiknya, dan makluk sempurna dibanding makhluk lainnya, hanya manusia yang memiliki pikiran dan perasaan yang sempurna. Dengan akal yang Allah kasih, kita dapat bersosialisasi dengan baik,  kita dapat berpikir dan merasakan rasa sedih, nyaman, dan lain sebagainya.

Tapi, gak sedikit dari kita yang belum bisa mengatur perasaan diri sendiri, yang belum bisa mengatur pola pikir sesuai dengan apa yang Allah mau.

Gak sedikit dari kita, yang menolak syari'at Allah dan berharap penuh kepada manusia karena kesalahan dalam mendidik pola pikirnya.

Sebenarnya, yang ingin aku sampaikan disini adalah bahwa Allah  Maha Pengasih, Maha Penyayang. Tapi banyak dari kita yang terlalu fokus dengan makhluk-Nya sampai lupa dengan penciptanya, kita lebih banyak menaruh harap kepada manusia, sampai membuat kita  berlarut dalam kesenangan yang fana atau kesedihan yang tiada ujungnya. Padahal, seharusnya Allah cukup untuk kita. Cukup untuk kita menaruh harap, cukup untuk kita bergantung, cukup untuk kita jadikan tempat bercerita. Hal yang wajar, jika kita membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan, karena yang tadi sudah aku bilang bahwa manusia adalah makhluk sosial. Tapi, bisa tidak wajar jika kita terlalu fokus dengan hadirnya manusia sampai lupa bahwa ada Allah yang hadir sebagai Maha yang Mengasihi, Memberi, Menyayangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun