Mohon tunggu...
nadia harefa
nadia harefa Mohon Tunggu... -

smar and fun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Tolak Golkar Masuk Koalisi

6 Agustus 2014   21:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:15 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowi disarankan sungguh-sungguh membuka pintu untuk Golkar masuk dalam koalisi pemerintahannya. Hal ini perlu dilakukan agar kebijakan Jokowi saat resmi menjadi presiden nanti tidak digoyang di DPR.

Sumber: http://www.rmol.co/read/2014/08/01/166036/Jokowi-harus-Sungguh-sungguh-Ajak-Golkar-dan-Demokrat-

Kabar tentang Golkar yang akan bergabung ke dalam koalisi Jokowi-JK sedang berhembus kencang. Partai berlambang pohon beringin itu dianggap dapat memperkuat pemerintahan Jokowi-JK dan memperkuat koalisi Jokowi-JK di Parlemen.

Jokowi sendiri disarankan untuk membuka pintu selebar-lebarnya untuk Golkar agar masuk ke dalam koalisi Jokowi-JK agar ketika Jokowi membuat suatu kebijakan tidak terhambat oleh Parlemen yang isinya lebih banyak koalisi Merah Putih.

Terkait hal tersebut, saya tidak setuju dengan anggapan bahwa Jokowi harus menerima Golkar jika ingin bergabung ke dalam koalisinya. Menurut saya dengan atau tanpa Golkar pun sama saja, pemerintahan Jokowi-JK akan tetap solid.

Permasalahan jika Jokowi membuat kebijakan rentan untuk digoyang oleh koalisi Merah Putih di Parlemen, belum tentu akan terjadi. Hal ini karena jika Jokowi memang mengeluarkan kebijakan yang bagus untuk rakyat, pasti Parlemen pun ikut mendukung. Jika Parlemen berusaha untuk menggoyang kebijakan yang baik untuk rakyat tersebut, rakyat pun pasti tidak tinggal diam.

Lagipula, Golkar itu merupakan partai yang oportunitis. Golkar tidak pernah sekalipun ada di pihak oposisi walaupun mereka selalu mencalonkan Capres dan Cawapres. Artinya apa? Artinya setelah mereka kalah, mereka rela untuk berubah haluan dan ikut ke pihak yang menang walaupun sebelumnya berlawanan. Hal ini berpotensi bisa menjadi duri dalam daging.

Apalagi Golkar merupakan partai yang mendapatkan suara kedua terbanyak. Apakah bisa ada jaminan mereka mau mengalah dengan partai-partai koalisi lain yang suaranya jauh lebih kecil dalam koalisi Jokowi-JK, seperti Nasdem, PKB, dan PKPI ?

Jika begitu pasti nantinya bakal ada kericuhan dimana Golkar merasa jumlah suaranya lebih banyak, kecuali dari PDI-P dan Nasdem, PKB, dan PKPI tidak mau tinggal diam karena Golkar tidak ikut berkeringat dari awal dalam memenangkan Jokowi-JK. Jadi, sepertinya lebih baik Golkar tidak bergabung ke dalam koalisi Jokowi-JK. Lagian, koalisi yang sekarang sudah cukup kuat dan solid. Buktinya, dengan komposisi koalisi itu, Jokowi-JK bisa menang Pilpres 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun