Mohon tunggu...
Nadia Fauziah
Nadia Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Don't spend another day doing the same thing! Improve, Nice, Fearless, Joyful 💜

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Niat Berburu Takjil Tapi yang Didapat Bukan Hanya Takjil

27 Maret 2024   21:00 Diperbarui: 27 Maret 2024   21:10 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat membeli baso bakar dari Pak Bambang, saya juga menyempatkan waktu untuk melakukan wawancara singkat dengannya tentang bisnisnya. Dalam percakapan singkat itu, Pak Bambang dengan tulus berbagi kisah tentang lika-liku perjalanan hidupnya. Ia menceritakan tentang perjuangan kerasnya dalam menghidupi keluarga, baik ketika ia masih bekerja sebelum menjadi penjual baso bakar maupun ketika ia sudah menjadi penjual baso bakar di sekitar PUSDAI. Dalam mengelola bisnisnya, Pak Bambang menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang tidak mudah. Namun, dengan semangat dan tekad yang kuat, ia berhasil mengatasi setiap hambatan yang datang. 

Ketika saya menanyakan apa saja suka duka yang dialaminya saat berjualan baso bakar di sekitar PUSDAI, Pak Bambang dengan lugas menjawab, "Suka dukanya di sini mah gini, kita ituh harus dari awal sebenarnya karena kalau sudah dari awal tempat itu nggak ditempati oleh teman-teman". Dari jawabannya, tergambar betapa perjalanan berdagang di jalanan tidaklah mudah. Pak Bambang juga menceritakan bahwa ia pernah berganti-ganti tempat berdagang selama bulan puasa tahun ini karena kalah cepat dengan rekan-rekannya yang lain. Namun, ia menerima dengan lapang dada, menganggap hal itu sebagai bagian dari etika berdagang di jalanan.

Pak Bambang juga mengatakan bahwa ada kendala lain saat berjualan di bulan ramadan yaitu kendala di waktu. Namun itu tidak memadamkan semangat beliau unutuk terus mencari nafkah. Menurut beliau waktu yang kita punya haruslah imbang antara urusan dunia dan juga urusan akhirat. Ada fakta menarik dari pak Bambang yaitu beliau termasuk ke dalam grup tadarus Al-Qur'an yang menargetkan 2 juz perhari. Tadarusan yang dilakukan pak Bambang tidak semata hanya dilakukan untuk memenuhi target saja, beliau mengatakan hal kebersamaan yang dinikmati bersama sahabat karena pada dasarnya sahabat adalah orang-orang yang membawa kita menjadi lebih baik lagi. Namun hal yang disayangkan oleh pak Bambang adalah kurangnya partisipasi anak muda.

Pak Bambang juga mengatakan untuk memberi contoh kepada anak muda harus memiliki program/target. Tidak hanya melalui kata-kata saja namun melalui aksi yang dilakukan. Pak Bambang juga sangat suka berbincang dengan anak-anak muda dan berbagi berbagai pengalaman hidupnya dan ilmu yang beliau peroleh dapat dibagikan kepada para anak muda sebagai pembelejaran yang dapat menjadi acuan di masa yang akan mendatang. Sebelum berjualan baso bakar, pak Bambang ini merupakan pekerja swasta.


Pesan yang disampaikan oleh Pak Bambang Sutiyo sungguh menyentuh hati dan membawa makna yang mendalam. Ketika beliau mengatakan, "jangan salah kak ya, usahakan jangan sampai kita jauh sama orang tua maka akan muncul baiti til jannati (rumah ku, surgaku)", beliau seolah mengajarkan pentingnya menjaga hubungan dengan orang tua dan menghargai peran mereka dalam kehidupan kita.

Pesan ini mengandung makna yang dalam tentang pentingnya menjaga kedekatan dengan orang tua. Bahwa rumah tangga kita, tempat dimana kita dibesarkan dan dibimbing oleh orang tua, adalah tempat yang paling berharga baginya. Dengan menjaga hubungan yang baik dan dekat dengan orang tua, kita akan merasakan kehangatan dan kedamaian seperti di surga.

Pesan tersebut mengajarkan kita untuk selalu menghargai dan menghormati orang tua, serta selalu berusaha untuk terhubung dengan mereka, baik secara fisik maupun emosional. Kehadiran dan dukungan orang tua sangatlah penting dalam membentuk kepribadian dan karakter kita. Lingkungan keluarga adalah fondasi utama dalam membentuk pribadi dan nilai-nilai moral kita.

Dengan mengartikan pesan tersebut, kita diingatkan untuk selalu berada di samping orang tua, mendengarkan nasihat mereka, memberikan waktu dan perhatian yang cukup, serta menunjukkan rasa sayang dan hormat kepada mereka. Karena pada akhirnya, hubungan dengan orang tua adalah salah satu aset terbesar dalam kehidupan kita dan merupakan sumber kebahagiaan dan keberkahan yang tiada tara.

Mensyukuri hari yang telah dilewati dengantakjil ramadan, ilmu, dan motivasi baru dari pak Bambang Sutiyo, dalam wawancara singkat beliau tidak hanya menyajikan baso bakar yang lezat sebagai takjil untuk disantap saat berbuka puasa saja namun juga membagikan ilmu, pengalaman, dan pembelajaran yang berarti. Semoga setiap pelajaran yang kita terima dari beliau dapat menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berpengaruh dalam masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun