Mohon tunggu...
Nadia Fauziah
Nadia Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Don't spend another day doing the same thing! Improve, Nice, Fearless, Joyful 💜

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Niat Berburu Takjil Tapi yang Didapat Bukan Hanya Takjil

27 Maret 2024   21:00 Diperbarui: 27 Maret 2024   21:10 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa, 26 Maret 2024 ...

Sore hari setelah Ashar, saya mulai berburu kuliner yang sangat beragam di PUSDAI, Bandung. PUSDAI (Pusat Dakwah Islam) terletak di Jl. Diponegoro No. 63, Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat. Disekitaran PUSADI adalah salah satu dari banyaknya tempat kulineran di Bandung yang banyak di buru oleh para pemburu takjil saat bulan puasa. Pemburu takjil di PUSDAI meliputi berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, para remaja, hingga orang dewasa hadir untuk memburu takjil. Takjil yang ada di sekitaran PUSDI sangat beragam macamnya, mulai dari aneka makanan seperti baso bakar, lumpia, aneka gorengan, aneka kue, baso pentol dan lain sebagainya. Tak hanya ada makanan yang menggoda saja, tentu ada berbagai aneka minuman yang menyegarkan juga seperti es jeruk, es pisang ijo, es buah dan lain sebagainya. Jadi banyak sekali aneka makanan dan minuman yang bisa dijadikan sebagai takjil untuk berbuka puasa.

Salah satu aneka makanan yang paling yang menggoda adalah 'Baso Bakar'. Kemudian setelah mencari-cari baso bakar untuk dijadikan takjil saat waktu berbuka telah tiba dan pada akhirnya dari beberapa penjual baso bakar pilihan  dijatuhkan kepada baso bakar Pak Bambang Sutiyo. Ada beberapa alasan mengapa menjatuhkan pilihan pada baso bakar Pak Bambang yaitu karena lokasinya yang strategis berada di gerbang pintu masuk, kemudian aroma baso bakarnya yang semerbak, hingga keramahan pak Bambang juga menjadi salah satu alasannya. Pak Bambang tahun ini berusia 60 tahun, beliau berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Beliau mulai berjualan baso bakar di sekitar PUSDAI sejak 1 minggu setelah bulan puasa tiba. Pak Bambang ini memulai berjualan baso bakar di area PUSDAI sekitar sebelum ashar dan selesai saat ba'da maghrib.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Baso bakar Pak Bambang memang memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari yang lain. Meskipun teksturnya serupa dengan baso pada umumnya, ukurannya yang lebih kecil memberikan kesan unik dan praktis. Pengaturan ukuran ini sepertinya memang disesuaikan dengan harga yang ditawarkan, sehingga membuat baso bakar ini terjangkau bagi banyak kalangan. Dengan hanya Rp.2000,- per tusuk yang berisi empat buah baso, pengunjung bisa menikmati kenikmatan tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Ini menjadikan baso bakar Pak Bambang pilihan yang ekonomis namun tetap memuaskan bagi para penikmat kuliner.

Namun, yang paling membedakan dan menjadi daya tarik utama dari baso bakar milik Pak Bambang adalah pilihan bumbunya. Tidak hanya sekadar dibaluri dengan kecap manis atau saus sambal seperti kebanyakan penjual baso bakar lainnya, baso bakar Pak Bambang juga diselimuti dengan bumbu kacang yang gurih. Inovasi ini membawa angin segar dalam dunia kuliner baso bakar. Bumbu kacang yang gurih menambahkan lapisan rasa yang kaya dan kompleks, memberikan sensasi rasa yang berbeda dan meningkatkan pengalaman kuliner bagi siapa saja yang mencicipinya. Komposisinya yang sempurna antara kacang tanah yang digiling halus, rempah-rempah pilihan, serta perpaduan kecap dan sambal, menciptakan sebuah topping yang tidak hanya menambah kelezatan tapi juga memberikan nuansa baru dalam menikmati baso bakar. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Saat adzan maghrib berkumandang, menandakan waktu berbuka puasa telah tiba, banyak orang mencari makanan yang tidak hanya mengenyangkan tapi juga menggugah selera. Baso bakar menjadi pilihan yang tepat, terutama baso bakar Pak Bambang yang terkenal itu. Dengan perpaduan rasa manis, pedas, dan gurih dari bumbu kacangnya, baso bakar ini berhasil memikat hati banyak orang. Di saat berbuka, rasa dari baso bakar yang kaya akan bumbu ini mampu membangkitkan selera makan dan memberikan kepuasan yang sebenarnya. Jujur saja, membeli hanya lima tusuk baso bakar ternyata tidaklah cukup untuk merasakan kenikmatan yang ditawarkan oleh kuliner lezat ini. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa menyantap baso bakar pa Bambang ini akan lebih nikmat jika disantap dalam keadaan masih hangat. Kehangatan dari baso bakar tidak hanya memberi kepuasan rasa saja, tapi juga menambah sensasi kebersamaan saat berbuka puasa. Suhu yang hangat dari baso bakar menyempurnakan tekstur dan meresapnya bumbu ke dalam daging baso, membuat setiap gigitan menjadi sebuah pengalaman kuliner yang nikmat dan tak terlupakan. 

Hal ini menjadikan momen berbuka puasa semakin spesial. Berbagi baso bakar hangat Pak Bambang bersama keluarga atau teman-teman tidak hanya tentang mengisi perut yang kosong, tapi juga tentang merajut kebersamaan dan membagi kebahagiaan. Kesederhanaan dari sebuah tusuk baso bakar mampu menghangatkan suasana dan menjadikan momen berbuka menjadi lebih berarti. Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak orang, termasuk saya, merasa bahwa berbuka puasa dengan baso bakar Pak Bambang adalah pilihan yang tidak hanya lezat tapi juga menghangatkan hati. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun