ASGR
Pemerintah Indonesia, khususnya DPR RI memutuskan bahwa pertumbuhan ekonomi akan ditargetkan sebesar 5,1% dalam UU APBN 2017 walaupun angka final tersebut lebih kecil dibandingkan angka yang Presiden Joko Widodo tetapakan, yaitu sebesar 5,3%. Target tersebut menjadikan suatu pacuan untuk peluang-peluang bisnis baik dari dalam maupun luar negeri yang dapat digarap demi menembus angka yang telah ditargetkan. Menurut paparan Bappenas, salah satu isu nasional yang sedang diprioritaskan dalam RPJMN 2015-2019 merupakan hal-hal yang terkait dengan penerapan system yang berbabis Teknologi Informasi. Maka dari itu, hal tersebut merupakan suatu peluang bisnis yang besar bagi bisnis teknologi informasi dan juga servis yang terkait di bidang tersebut.
Saat ini, Indonesia sedang marak dilanda adanya berbagai macam teknologi informasi beberapa tahun belakang. Hal ini menjadikan hal yang berbau dengan teknologi dan informasi memiliki peluang bisnis yang menjanjikan. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tersebut adalah Astra Graphia, bergerak pada penyediaan solusi dan jasa D ICT atau Document, Information & Communication Technology.Maka dari itu, Astra Graphia memenuhi kebutuhan atas peluang bisnis teknologi, informasi, dan jasa yang saat ini berkembang di Indonesia.
Pada tahun 1989, ASGR memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASGR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.075.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham, dengan Harga Penawaran Perdana Rp8.550,- per saham. Sejak tahun 1990an, ASGR telah bertransformasi untuk menjadi penyedia Solusi Teknologi Informasi di Indonesia. Salah satu produk ASGR yang terkenal dikalangan masyarakat adalah mesin fotokopi Xerox.
Pada dasarnya fokus bisnisnya sendiri meliputi empat kegiatan, yaitu:
- Production System Business, dimana merupakan bentuk bisnis yang berupaya untuk membantu konsumen dalam aktifitas produksi cepat dengan cara menyediakan high speed printing machine dan high volume printing machine.
- Office Product Business, bisnis yang menyediakan alat dan jasa seperti print, copy, fax, dan scan.
- Printer Channel Business, bisnis jual mesin Xerox yang meliputi B to B maupun B to C.
- Service business, yang memberikan pelayanan jasa (service) dalam bisnisnya.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, ASGR memiliki beberapa portofolio bisnis yang meliputi:
- Document Solution
- Demi menunjang kebutuhan hidup masa kini yang serba praktis, ASGR mengambil peluang pasar untuk menyediakan Solusi Dokumen yang menyediakan jasa teknologi informasi. Produk dari pelayanan ini meliputi Production Service Business (PSB) dan FX Global Services (FXGS).
- AGIT
- Masih berhubungan dengan layanan teknologi informasi, mentediakan solusi dan layanan Teknonologi Informasi dan Komunikasi kepada pelanggan.
- AXI
- AXI merupakan afiliasi dari ASGR yang menyediakan produk jasa Layan Gerak, Xprins, dan Layan Gerak Xpress.
Bagaimana? Tentu saja tidak diragukan lagi kinerja operasional yang dijalankan oleh salah satu anak perusahaan Astra Internasional yang bergerak di bidang layanan Teknologi Informasi. Dilihat dari penjabaran di atas, peluang ASGR di pasar cukup menjanjikan. Terlebih lagi, saat ini 19 kantor cabang telah berdiri dan 53 service centers juga telah tersebar di seluruh Indonesia.
Mari kita lihat ke bagian analisis singkat valuasi dan laporan keuangan!
Valuasi
Sumber: https://www.sharewise.com/us/instruments/Astra_Graphia/analysis diakses pada tanggal 13 Desember 2016
Perbandingan dengan Emiten Sejenis
*data penutupan saham diambil pada tanggal 13 Desember 2016
JIka dibandingkan, rasio PBV dan rasio P/E terendah dimiliki oleh ASGR. Hal tersebut mencerminkan bahwa semakin rendah  rasio PBV dan P/E maka semakin murah pula valuasi suatu emiten, dan pada perbandingan perusahaan sejenis ini yang memiliki valuasi paling murah adalah ASGR.
Ringkasan Saham dan Laporan Keuangan
Ringkasan Saham:
Sumber: https://www.sharewise.com/us/instruments/Astra_Graphia diakses pada tangggal 13 Desember 2016
Laporan Keuangan:
Sumber: https://www.sharewise.com/us/instruments/Astra_Graphia diakses pada tanggal13 DesemberÂ
Interpretasi
Pertama, alasan saya memilih perusahaan ASGR adalah karena harga sahamnya cenderung turun selama hampir 3 bulan ini. Entah sector ini yang sedang sepi pembeli, atau memang bisa jadi karena factor lainnya. Namun, yang membuat brand dari perusahaan ini cukup akrab di telinga adalah nama depan perusahaannya yang sama. Ya benar, perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Astra Internasional Tbk. Astra Internasional merupakan perusahaan yang cukup terkenal dikalangan pemain maupun pemerhati saham atas kepemilikan anak perusahaan yang sangat banyak dan termasuk dalam top 30 kapitalisasi pasar. Selain itu, ASGR juga sudah lama mencatatkan perusahaan pada Bursa Efek sehingga kinerjanya dapat dipantau dari laporan keuangan yang selama ini terus diperbaharui.
Interpretasi berdasarkan ringkasan saham mencerminkan bahwa terjadi fase saham yang tetap dan kurang fluktuatif awal 6 bulan terakhir. Kemudian, saham menunjukan pergerakan harga yang terus menurun dari Oktober hingga Desember. Hal ini sangat mencerminkan keadaan bad stock dimana saham yang diperdagangkan mengalami penurunan yang terus-menerus.
Namun, jika dilihat dari prespektif fundamental, hal ini yang cukup menarik. Pertama, total revenue yang didapatkan setiap tahunnya selalu meningkat. Dengan berbagai beban yang sudah dikurangkan, didapatkan net income ASRG ini. Laba setiap tahun yang didapatkan pun juga ikut meningkat. Hal ini juga menjadikan indikasi bahwa perusahaan ini adalah perusahaan yang bagus karena laba yang positif dan selalu meningkat setiap tahunnya.
Dengan penjabaran diatas, argument-argumen dari segi fundamental maupun analisis makro, mikro, dan industry, yang dapat saya simpulkan adalah ASGR merupakan perusahaan dengan bad stock, namun good company.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H