Boyolali - Desa Gunungsari, merupakan daerah yang didominasi oleh tanah perkebunan, khususnya ladang jagung. Mayoritas petani di desa ini menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pupuk untuk pertanian karena masih bergantung pada subsidi pemerintah. Subsidi pupuk yang tidak merata dan isu lingkungan yang semakin mendesak membuat masyarakat desa perlu mencari alternatif pupuk yang ramah lingkungan dan terjangkau. Limbah air beras, yang sering kali diabaikan, memiliki potensi besar untuk diolah menjadi pupuk organik cair yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Untuk itu, pada Minggu, 23 Juli 2023, Nadia Fauziah Hakim selaku Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Desa Gunungsari mengadakan sosialisasi dan perkenalan mengenai pupuk organik cair. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memberi ilmu mengenai pembuatan pupuk organik cair dengan mudah menggunakan limbah air cucian beras. Cara pembuatan pupuk ini terbilang cukup mudah, pertama, siapkan +- 2L air cucian beras, 40 gram gula merah, dan 40 ml EM4, lalu campur semua bahan dan difermentasikan di wadah tertutup selama sebulan penuh sampai mengeluarkan bau masam, lapisan putih diatas dan warna kuning kecoklatan yang menandakan pupuk berhasil.
Melalui kegiatan demonstrasi pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah air beras, mahasiswa Tim II KKN Undip berhasil memberikan solusi kreatif dan berkelanjutan terhadap kelangkaan pupuk di Desa Gunungsari. Edukasi, partisipasi masyarakat, dan kesadaran lingkungan menjadi pijakan penting dalam upaya mendorong penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan. Diharapkan bahwa inisiatif ini akan terus berlanjut dan memberikan dampak positif dalam pengembangan pertanian dan lingkungan di desa ini.
Tim Penulis : Nadia Fauziah Hakim
Dosen Pembimbing Lapangan: Ir. Raden Ario, M.Sc.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H