Dalam diskusi daring, Laura juga menegaskan bahwa pekerjaan pelaku perindsutrian buku bukan semata-mata hanya mencari keuntungan, melainkan passion mereka terhadap perbukuan, literasi dan budaya  yang dapat mendukung literasi bangsa. Memang, masalah utama di tengah wabah ini adalah persoalan perut.Â
Jangankan membeli buku, membeli bahan makanan saja sulit. Namun, perlu diingat, masalah literasi sama sekali tidak bisa dinomor duakan. Di sinilah pemerintah harus segera mengambil tindakan. Jangan sampai pelaku perbukuan menyerah, dan tidak ada industri perbukuan setelah pandemi.
Semoga di tengah pandemi ini, pemerintah tidak lupa untuk memperhatikan kondisi berbagai pihak yang mendukung perkembangan literasi bangsa, terutama industri perbukuan.Â
Karena, walaupun pandemi berlangsung, masyarakat memiliki hak untuk menjadi cerdas. Sebagai masyarakat Indonesia, kita juga harus mulai berhenti membaca buku bajakan dan menghargai karya literasi. Selamat Hari Buku Nasional!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H