Mohon tunggu...
Nadia DwiFatmawati
Nadia DwiFatmawati Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswi IAIN Jember

Jangan takut akan kegagalan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Esensialisme dan Tokoh-tokohnya

13 Mei 2020   20:42 Diperbarui: 13 Mei 2020   20:54 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


A. Pengertian Filsafat Pendidikan Esensialisme
Esensialisme merupakan filsafat pendidikan yang tumbuh pertama kali di Amerika serikat, merupakan filsafat pendidikan yang ingin kembali pada kebudayaan-kebudayaan lama sebagai warisan sejarah yang telah membuktikan keunggulan dalam kebaikan bagi manusia. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang dapat memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberi kesetabilan dan nilai-nilai yang terpilih yang memiliki tata yang jelas.
Tujuan filsafat pendidikan esensialisme ini apa sih? Nah, tujuan umumnya adalah untuk membentuk seseorang yang berguna dan berkompeten.

B. Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Esensialisme:

1. William C Bagley
Beliau berpendapat bahwa filsafat pendidikan mempunyai ciri-ciri yaitu:
Minat yang kuat dan tahan lama pada peserta didik itu sering tumbuh dari upaya belajar awal yang menarik perhatiannya.
Pengawasan, pengarahan dan bimbingan orang dewasa itu melekat dalam masa balita yang panjang.
Kemampuan untuk mendisplinkan diri harus menjadi tujuan pendidik.
Eksistensialisme ini menawarkan sebuah teori yang kokoh dan kuat dalam suatu pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingannya memberi teori yang lemah.

2. Johan Frieddrich Herbart
Beliau berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebijaksanaan dari tuhan, sedangkan proses pencapaian pendidikan menurut Johan Frieddrich Herbat disebut dengan pengajaran.

3. William T.Haris
Beliau berpendapat bahwa proses pendidikan adalah menjadikan terbentuknya realitas berdasarkan susunan yang tidak terelakkan yang bersindikat kesatuan spiritual, sekolah adalah lembaga yang memelihara nilai-nilai yang turun temurun dan menjadi penuntun penyesuaian orang pada masyarakat.

4. Johan Freederich Frobel
Beliau adalah seorang tokoh transedental yang corak pandangnya bersifat kos nis sintetis dan manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang oleh karena itu ia tunduk dan mengikuti ketentuan hukum alam, terhadap pendidikan ia memandang anak sebagai makhluk yang berekspresi kreatif dan tugas pendidik adalah memimpin peserta didik kearah kesadaran diri sendiri yang murni dan sesuai fitrah kejadiannya.

Terimakasih sudah membaca tulisan saya, jangan lupa like dan komennya kakak...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun