Mohon tunggu...
Nadia Chairunnisa
Nadia Chairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan 2024 UNESA

Sedang mengikuti program PPG Prajabatan di UNESA. Sejak SMP saya sudah memiliki hobi dalam menulis. Mulai dari menulis cerita fiksi, puisi, hingga artikel.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Topik 1 - Demonstrasi Kontekstual Pembelajaran Berdiferensiasi

24 April 2024   07:41 Diperbarui: 29 April 2024   07:32 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source by: Bioecological Theory and Risk Management: A Model for School Risk Planning (Charl Vince Ligsay Porlares)

Teori ini dicetuskan dan dikembangkan oleh Howard Gardner (1993), seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Pada teori multiple intelligences ini disebutkan ada delapan bentuk kecerdasan. Delapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri yang berbeda juga. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Kedelapan kecerdasan tersebut, yaitu:

  • Kecerdasan verbal-linguistik merupakan kemampuan berbahasa misalnya saja melalui membaca, menulis, berbicara, memahami urutan dan makna dari katakata, serta menggunakan bahasa dengan benar.
  • Kecerdasan logis-matematis merupakan kecerdasan dalam mengolah angka, matematika, dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola jumlah, atau pola warna.
  • Kecerdasan spasial-visual merupakan kemampuan pada bidang ruang dan gambar. Individu memiliki kekuatan dalam imajinasi dan senang dengan bentuk, gambar, pola, desain, serta tekstur.
  • Kecerdasan kinestetik-jasmani Kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Siswa yang memiliki kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik, seperti naik sepeda, menari, atau olahraga. Ia juga mungkin merasa sulit duduk diam dalam waktu lama dan mudah bosan.
  • Kecerdasan musical merupakan kemampuan yang tidak hanya dapat memainkan alat musik atau mendengarkan lagu. Mereka yang memiliki kecerdasan ini juga mampu memahami dan membuat melodi, irama, nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik.
  • Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan introspektif di mana peserta didik mampu memahami diri sendiri, mengetahui kekuatan, kelemahan, dan motivasi diri. Jika kecerdasan ini menonjol pada diri peserta didik, biasanya dia akan bisa berbuat bijaksana dan bisa mengendalikan keinginan serta perilakunya, juga mampu membuat rencana dan keputusan. Kecerdasan ini dimiliki oleh penulis, ilmuwan, dan filsuf.
  • Kecerdasan interpersonal Kecakapan ini merupakan kemampuan untuk bermasyarakat serta memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka yang mempunyai kecerdasan ini mampu bekerja, berinteraksi, dan berhubungan dengan orang lain, suka bekerja sebagai tim, memiliki banyak teman, menunjukkan empati kepada orang lain, sensitif terhadap perasaan dan ide-ide orang lain, memediasi konflik, dan mengemukakan kompromi.
  • Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali dan mengkategorikan tanaman, hewan, dan benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup. Mereka yang unggul dalam kecerdasan ini biasanya suka dengan alam, misalnya saja suka dengan bercocok tanam, suka dengan hewan peliharaan, dan aktivitas sejenisnya yang berkaitan dengan alam.

3. Zone of Proximal Development (ZPD)

Zone of Proximal Development (ZPD) adalah zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa. Setiap peserta didik memiliki ZPD yang berbedabeda, maka dari itu bimbingan dan instruksi dengan kadar yang sesuai sangat dibutuhkan untuk dapat mengembangkan potensi masing-masing siswa.

Pada teori ini terdapat dua level untuk ukuran kemampuan dan potensi peserta didik, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual peserta didik adalah ketika dia bekerja untuk menyelesaikan tugas atau soal tanpa bantuan orang lain. Sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah tingkat dari kompetensi peserta didik yang dapat tercapai ketika dia dibantu oleh orang lain.

4. Learning Modalities

Learning modalities ini biasa dikenal sebagai VAK atau Visual, Auditory, dan Kinestetik.

  • Visual = Modalitas belajar visual adalah menerima informasi lebih mudah melalui gambar. Otak kita memproses informasi visual dengan sangat efisien. Jauh lebih mudah untuk mengingat gambar yang jelas seperti foto daripada mengingat apa yang dikatakan atau ditulis seseorang.
  • Auditori = Modalitas belajar auditori adalah menerima informasi lebih mudah melalui mendengar. Siswa dengan mode ini biasanya sering mengajukan pertanyaan, dan menggunakan diskusi untuk mengklarifikasi atau menyerap materi. Ketika Anda berada dalam mode auditori, Anda mungkin berbicara dan membaca lebih lambat untuk menyerap semuanya.
  • Kinestetik = Modalitas kinestetik melakukan sesuatu dengan fisik, atau paling tepat digambarkan sebagai belajar sambil melakukan (learning by doing), baik sebagai aktivitas langsung atau melalui pengalaman, atau dengan bergerak sambil berpikir atau belajar.

Ketiga modalitas belajar tersebut tidak secara baku bahwa siswa hanya menggunakan satu modalitas belajar saja. Intinya: jangan terjebak dalam stereotip tipe pelajar seperti apa peserta didik tersebut. Bisa saja peserta didik itu termasuk kedalam pembelajar multimodal, artinya peserta didik dapat menggunakan salah satu dari mode ini, tergantung pada situasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun