stereotip gender yang dilekatkan pada perempuan misalnya tidak tegas, lamban dalam mengambil keputusan dan kebebasan perempuan maupun nilai - nilai keagamaan yang mengusung konsep patriakis, yang mempertegas bahwa perempuan tidak layak berkiprah di dunia politik.Â
Alasan tersebut menjadi sulit bagi perempuan untuk menduduki kursi parlemen maka dari itu sudah waktunya perempuan mengoptimalkan peranannya di badan politik formal guna mengubah kebijakan yang masih didominasi kepetingan laki-laki dan buta gender (gender blind).Â
Perempuan harus mengejar ketertinggalannya selama ini dengan bekerja ekstra, memberdayakan para kandidat yang akan duduk di lembaga politik formal dengan membekali pendidikan, kemampuan kepemimpinan dan sebagi guna mendukung kinerjanya sebagai tokoh politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H