Banjir yang terjadi pada 24 Desember 2024 juga mengingatkan kita bahwa menghadapi perubahan iklim bukan hanya tugas pemerintah atau sektor swasta saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama. Masyarakat harus ikut berperan aktif dalam mengurangi dampak perubahan iklim, baik dalam hal kebersihan lingkungan maupun dalam mengubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Seperti contoh, masyarakat bisa lebih sadar dalam menggunakan kendaraan umum atau beralih ke transportasi ramah lingkungan, misalnya sepeda. Selain itu, masyarakat juga harus mendukung program penghijauan kota, baik dengan menanam pohon di pekarangan rumah maupun dengan berpartisipasi dalam kegiatan penanaman pohon di ruang terbuka hijau.
Tanggapan pemerintah terhadap bencana banjir ini perlu lebih terstruktur dan responsif. Tentu saja, perbaikan infrastruktur menjadi prioritas utama, tetapi pemerintah juga harus mulai merancang kebijakan jangka panjang untuk mengantisipasi fenomena perubahan iklim. Penataan ulang ruang kota dan regulasi yang lebih ketat terhadap konversi lahan menjadi bangunan juga sangat penting.
Selain itu, pengelolaan sungai dan daerah resapan air juga perlu menjadi fokus. Pembangunan sistem resapan air seperti sumur resapan dan embung atau waduk kecil di beberapa titik bisa membantu memperlambat aliran air hujan yang datang. Hal ini juga akan membantu mengurangi beban pada saluran drainase dan sungai-sungai di Surabaya.
Banjir yang terjadi pada 24 Desember 2024 di Surabaya seharusnya menjadi refleksi bagi kita semua. Perubahan iklim yang dampaknya semakin terasa ini tidak hanya berkaitan dengan peningkatan infrastruktur fisik, tetapi juga pendekatan menyeluruh dalam merencanakan dan membangun kota. Surabaya harus mulai merancang kota yang tidak hanya ramah terhadap perkembangan ekonomi, tetapi juga kota yang dapat bertahan dan adaptif terhadap tantangan iklim yang semakin meningkat.
Penting untuk dipahami bahwa masalah banjir tidak dapat diselesaikan dengan solusi instan. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan Surabaya yang lebih aman, berkelanjutan, dan lebih tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan. Jika kita gagal untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, maka bukan hanya infrastruktur yang akan runtuh, tetapi juga kualitas hidup masyarakat akan semakin terancam. Dengan langkah yang tepat, Surabaya dapat menjadi contoh kota besar di Indonesia yang mampu menghadapi tantangan perubahan iklim dan terus berkembang dengan cara yang lebih ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H