Mohon tunggu...
nadia aulia
nadia aulia Mohon Tunggu... Guru - Bookstagrammers sedang hiatus

ig winterinnight_

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kritik Pementasan Tari Merak Kanal Youtube Laras Lestari

25 November 2021   22:04 Diperbarui: 27 November 2021   09:03 2453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini untuk melengkapi tugas mata kuliah Kajian Seni Pertunjukan yang diampu oleh Bapak Zaky Mubarok S.S, M.Pd.

Seperti yang kita ketahui tari merak merupakan tarian yang terinspirasi kehidupan merak, tari tersebut diciptakan oleh seniman sunda yang bernama Raden Tjetje Somantri pada tahun 1955. Kemudian di tahun 1963 beliau meninggal dunia, di tahun itu juga salah satu murid tari Raden Tjetje Somantri yang bernama Irawati Durban menambah gerakan tari merak.

Pakaian yang dikenakan penarinya mempunyai motif dan bulu merak terdiri dari hitam, dan biru hijau. Pada ekor merak  terdapat lukisan cantik yang sedang  dilebarkan, tari merak dilakukan secara berkelompok.

Gerakan tarian merak mengandung nilai keindahan dan religi.  Nilai keindahan terdapat pada gerakan yang dibawakan penari secara indah, rapi, dan baik. Sedangkan nilai religi digambarkan keistimewaan burung merak.

PENILAIAN: 

Kelebihan pentas tari pada rekaman video Laras Lestari adalah para penari mengekpresikan kegembiraan di depan penonton, mereka melakukan gerakan lemah gemulai dan tidak terkesan vulgar. Tata pencahayaan cukup terang. Namun, beberapa penari melakukan gerakan yang salah sehingga mengurangi kekompakan. 

Pementasan tari merak yang dibawakan 7 mahasiswi KKN Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dalam Youtube Laras Lestari secara keseluruhan sangat mengesankan. Kekompakan para penari diperhatikan lagi dalam membawakan tarian tersebut dengan latihan yang maksimal. Selain itu, kekompakan tari perlu ditingkatkan lagi dengan menjaga konstentrasi penari sehingga kesalahan gerakan dapat diatasi.

Sekian dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun