Di sisi lain, praktik ini juga memunculkan dilema dalam dunia media, terutama dengan adanya tekanan untuk terus menghasilkan pendapatan melalui iklan berbasis jumlah klik. Tantangan ini semakin relevan di era digital, di mana algoritma platform media sosial sering kali memberikan keuntungan lebih besar kepada konten yang bersifat viral atau sensasional. Namun, dalam menghadapi tekanan ini, media seharusnya tetap mengutamakan tanggung jawab etis mereka untuk menyajikan informasi yang valid dan dapat dipercaya.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah kolaboratif antara media, regulator, dan masyarakat. Media perlu memperkuat komitmen mereka terhadap kode etik jurnalistik dan memberikan pelatihan kepada jurnalis agar mampu menghasilkan berita yang menarik tanpa melanggar etika. Regulator dapat berperan dengan menegakkan aturan yang lebih ketat terhadap praktik pemberitaan yang melanggar standar etika. Sementara itu, masyarakat juga perlu meningkatkan literasi media mereka agar lebih kritis dalam mengonsumsi informasi, dengan membangun kebiasaan membaca secara mendalam, bukan hanya berhenti pada judul atau paragraf pertama berita saja, karena hal itu dapat membantu pembaca memahami konteks secara menyeluruh. Dengan langka-langkah yang tersebut, diharapkan masyarakat dapat menjadi lebih tangguh dalam menghadapi tantangan era digital dan mengembalikan kepercayaan terhadap media sebagai penyampai informasi yang kredibel.Â
Penulis: Nadia Nur Anggraini, Mahasiswi Semester 5 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H