SMU masa yang sangat menyenangkan bagi pria gay yang berusia 24 tahun, sebut saja “Guntur”. Pria putih berbadan tinggi tegap ini memiliki hobi berenang, 3 kali dalam seminggu selalu berenang bersama dengan teman sekelasnya. “Tidak terasa sudah 8 tahun yang lalu aku menikmati masa-masa menyenangkan,” kata Guntur. Saat ini Guntur bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta di salah satu kota di Pulau Jawa.
“Pertengahan tahun 2008 awal aku melakukan hubungan seks dengan sesama jenis dan memakai kondom sebab pasangan ku menyediakan kondom,” kisah Guntur. Bagi Guntur itu adalah pengalaman pertama melakukan hubungan seks dan mengenal kondom. Mengenal kondom hanya sebatas tahu bentuknya saja, cara menggunakan kondom yang benar dan baik Guntur belum mengetahuinya. Sejak peristiwa tersebut, Guntur mulai mencari informasi tentang kondom melalui media internet.
“Aku melakukan seks tidak hanya dengan satu orang saja tetapi dengan beberapa orang,” kata Guntur. Guntur tidak pernah berpikir untuk mempunyai pacar tetapi dia mencari teman dan yang cocok dengan seleranya. “Sejak itu aku mempunyai keinginan untuk selalu memakai kondom pada saat melakukan hubungan seks, tetapi aku masih belum mampu memenuhi keinginan itu,” kisah Guntur. Sepanjang tahun 2008 sampai tahun 2014 Guntur tidak konsisten memakai kondom. “Keinginan memakai kondom kalah dengan hawa nafsu, apalagi aku tidak pernah menyimpan kondom,” lanjut Guntur. “Aku malu untuk membeli kondom, apalagi usiaku masih muda,” kata Guntur.
Guntur menyadari bahwa dirinya termasuk orang yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS karena selama melakukan hubungan seks tidak konsisten memakai kondom. “Aku takut sekali tertular HIV/AIDS,” kata Guntur dengan nada lirih. Guntur mulai mencari tempat untuk melakukan VCT (Voluntary Counselling and Testing). “Aku harus segera melakukan VCT untuk mengetahui status HIV sebab aku berencana mau menikah dengan wanita pujaanku,” jelas Guntur. Pada pertengahan bulan November 2014 Guntur melakukan VCT di salah satu rumah sakit di Pulau Jawa.
“Meskipun hasil saat itu negatif tapi aku masih ketakutan dan aku harus VCT lagi,” tambah Guntur. Awal tahun 2015 Guntur berencana dengan menikah dengan wanita yang sudah dikenalnya kurang lebih 2 tahun. “Aku ingin mempunyai keturunan dan ingin menjalani hidup dengan wanita yang aku cintai,” alasan Guntur untuk menikah
“Awal bulan Januari 2015 aku menikah dengan wanita yang sangat aku cintai,” kisah Guntur. Alasan Guntur untuk menikah yaitu ingin mendapatkan keturunan tetapi diawal pernikahan justru mengalami ketakutan. “Pada saat aku melakukan hubungan seks dengan istri, aku selalu memakai kondom dan itu sudah berlangsung kurang lebih satu tahun pernikahan,” jelas Guntur. “Aku ingin segera mempunyai anak tetapi takut sebab saya belum mengetahui status HIV ku,” kata Guntur. Hal yang membuat Guntur ketakutan yaitu, apabila dia positf HIV/AIDS dan Guntur tidak mengetahuinya, maka dia takut istri dan anaknya akan tertular. “Setiap istriku bertanya mengapa pakai kondom, aku selalu bilang untuk menunda mempunyai anak sebab belum siap,” jelas Guntur dengan nada sedih.
“Aku harus segera melakukan VCT dan selama setahun yang lalu aku tidak melakukan hubungan seks dengan siapa pun kecuali dengan istri dan itupun selalu memakai kondom,” jelas Guntur. Awal bulan Januari 2016 Guntur melakukan VCT di salah satu puskesmas di Pulau Jawa. “Hari ini aku senang sekali sebab hasil VCT negatif dan aku ingin segera mempunyai anak,” kata Guntur. “Istri dan anak adalah masa depanku dan aku akan membuat mereka bahagia,” kata Guntur diakhir pembicaraan.
Apabila perilaku kita berisiko tinggi tertular HIV/AIDS segeralah melakukan VCT, sehingga status HIV kita bisa diketahui. “Kaji AIDS Internasional”
Ilustrasi:www.google.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H