“Setiap habis melakukan hubungan intim, aku selalu mandi jadi aman,” kata Jono dengan nada yakin.
“Kita tertular HIV di saat kita melakukan hubungan intim, di situlah terjadi pertukaran cairan yaitu cairan sperma dan cairan vagina,” kataku memberikan pemahaman. Aku memberikan pengetahuan tentang HIV/AIDS serta penularan, penyebaran dan pencegahannya kepada Jono.
“Kalau aku tertular HIV, otomatis istriku juga akan tertular ya?,” tanya Jono dengan nada ketakutan.
“Apa mas sayang sama istri?,” tanyaku pula.
“Aku sangat sayang sama istri dan anak-anak,” jawab Jono.
“Mulai saat ini cobalah melakukan seks yang aman, pakailah pengaman di saat ‘jajan’ lagian pengaman mudah kita dapat,” kataku sambil menunjukkan kondom kepadana.
Tidak terasa udara malam mulai menusuk kulit tulangku. Mataku langsung tertuju pada penjual bakso. Pria bujang ini berusia 26 tahun, setiap hari dia menjajakan bakso di lingkungan pasar akik tersebut, sebut saja Dul. Sudah lebih satu tahun dia berjualan di situ.
“Mas, bakso campur satu ya!,” kataku.
“Mau baksonya atau penjualnya?,” canda Dul.
Penjual bakso ini sangat genit dan selalu mencari perhatian, kalau ada kesempatan dia selalu berkata-kata nakal. Aku mulai menyantap bakso sambil duduk di kursi plastik yang disediakan. Dul mulai menghampiriku dan duduk di sebelahku.
“Malam-malam dari mana non?,” tanya Dul.