Mohon tunggu...
Nadia Andjani
Nadia Andjani Mohon Tunggu... -

Jujur & Bertanggungjawab

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sinergi Dinas Kesehatan dan KPA Kabupaten Malang Mengubah Perilaku Seks Laki-laki Dewasa

5 September 2015   10:28 Diperbarui: 5 September 2015   10:28 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Malang merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa sejuk, Kabupaten Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur.

Sebagai daerah yang berhawa sejuk dan daerah wisata, Kabupaten Malang juga tidak lepas dari lokalisasi yang tersebar di beberapa kecamatan. Pada tanggal 24 November 2014, tujuh lokalisasi yang ada di Kabupaten Malang resmi ditutup oleh Bupati Malang. Diharapkan dengan adanya penutupan lokalisasi di Kabupaten Malang, maka jumlah kasus HIV/AIDS dan penyebarannya bisa ditekan. Untuk ke depan, pemkab tidak akan memberikan peluang lagi untuk praktik-praktik prostitusi.

Mengubah sesuatu itu butuh proses dan waktu, termasuk mengubah perilaku laki-laki dewasa agar tidak melakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS. Pada kesempatan ini saya diijinkan untuk bertemu dan mewawancarai Tri Awignami Astoeti, SKM, MMkes. selaku Kasi Pemberantasan Penyakit Menular Langsung di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. “Jumlah temuan kasus AIDS mulai dari  tahun 1991 sampai dengan Agustus 2015 sebanyak 1.463 kasus dan di tahun 2015 sampai dengan Agustus 2015 sebanyak 105 kasus serta yang sudah mengakses ARV lima puluh pesen dari kasus yang ada,” kata Tri Awignami di awal pembicaraan.

“Mengubah perilaku berisiko laki-laki dewasa terhadap penularan HIV/AIDS sangat sulit, tapi kami akan terus berupaya untuk melakukan hal itu,” ujar Tri Awignami dengan nada yakin. Langkah yang diambil Tri Awignami adalah menjalin kerjasama dengan puskesmas dan tempat layanan untuk melakukan penyuluhan terhadap masyarakat dan menyediakan kondom secara gratis di tempat layanan. Inilah salah satu strategi yang sudah dijalankan.

“Mendekatkan layanan ke masyarakat itu yang terpenting, kalau kita mendekati satu per satu laki-laki dewasa sangatlah sulit apalagi lokalisasi sudah ditutup,” kata Tri Awignami tentang kesulitan yang mereka alami dengan kondisi praktek pelacuran yang tidak dilokalisir.

“Kami juga melakukan kerjasama dengan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS), komunitas dan WPA (Warga Peduli AIDS) sebab mereka yang turun secara langsung ke masyarakat,” ujar Tri Awignami.  Dengan melakukan hal-hal tersebut, menruut Tri Awignami, kerja sama dilakukan supaya laki-laki dewasa bisa melakukan perubahan perilaku yang berisiko dari yang tidak aman menjadi aman.

“Seks adalah kebutuhan dan seks itu selalu ada,” kata HAM Adi Purwanto, SKM, MM,  Sekretaris KPA Kabupaten Malang. “Mengubah perilaku berisiko terhadap laki-laki dewasa sangatlah sulit, dan tidak semudah membalikkan telapak tangan apalagi lokalisasi sudah ditutup,” ujar Adi Purwanto. Penutupan lokalisasi juga menyulitkan program yang sudah dijalankan oleh KPA dibandingkan dengan pada saat lokalisasi masih ada, yaitu KPA dapat melakukan pendekatan dengan mucikari, pekerja seks dan tidak menutup kemunkinan juga dengan pelanggano.

“KPA sudah melakukan cara dan usaha untuk hal tersebut,” kata Adi Purwanto tentang langkah yang mereka jalankan. Antara lain KPA membentuk WPA (Warga Peduli AIDS) yang anggotanya adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah setempat, karang taruna dan PKK. Tugas dan fungsi dari WPA adalah sebagai sumber informasi tentang HIV/AIDS serta pencegahan dan penyebaran HIV/AIDS, WPA ini di bentuk dibeberapa kecamatan yang ada di kabupaten Malang.

“WPA dibentuk untuk mendekatkan diri dengan masyarakat termasuk para laki-laki dewasa, agar masyakarat dapat menerima pengetahuan tentang HIV/AIDS dan pencegahan serta penyebarannya secara langsung,” ujar Adi Purwanto. WPA juga harus menekankan untuk perubahan perilaku yang berisiko bagi laki-laki yang suka “jajan” dari yang tidak aman menjadi aman. KPA juga bekerjasama dengan LSM dan komunitas sebab mereka adalah perpanjangan tangan KPA untuk memasyarakatkan program-program yang sudah dibuat. “Dengan kita bekerjasama maka perubahan perilaku yang tidak aman menjadi aman,” lata Adi Purwanto di akhir wawancara.

Komunitas laki-laki dewasa sangat beragam di dalam masyakarat, mulai dari kalangan masyarakat menengah ke bawah sampai masyarakat menengah ke atas. Kita berharap agar Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) mempunya formula khusus untuk menjangkau komunitas laki-laki dewasa yang ada di masyarakat. Melalui Pernas AIDS V Makassar dapat didiskusikan untuk menghasilkan formula khusus untuk perubahan perilaku resiko penularan HIV/AIDS. *

Ilustrasi (Repro: www.shawtracking.ca)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun